HARI Minggu lalu tanggal 17 Desember 2017, saya meluncurkan 7 buah buku. Sudah dalam beberapa tahun belakangan ini pada setiap tanggal 17 Desember saya merayakannya dengan meluncurkan buku.
Tanggal 17 Desember adalah tanggal yang istimewa karena pada tanggal itu di tahun 1903 Wright Bersaudara berhasil menerbangkan pesawat terbang bermesin yang pertama di dunia.
Tepat 44 tahun setelah itu saya dilahirkan di Yogyakarta. Saya kemudian menempuh pendidikan di Akabri Udara selama 4 tahun. Di sana saya memperoleh kesempatan menjalani pendidikan sebagai pilot di Sekolah Penerbang Angkatan Udara Lanud Adisutjipto Jogyakarta. Saya berhasil menjadi pilot Angkatan Udara.
Dalam perjalanan karier sebagai pilot di Angkatan Udara, saya juga berkesempatan ditugaskan di MNA dan Mandala Airlines sebagai pilot penerbangan sipil komersial. Lebih dari 3 tahun saya menjalani tugas itu.
Demi bisa melaksanakan tugas tersebut, saya harus lulus ujian dan memenuhi syarat untuk memegang lisensi pilot sipil internasional, ATPL (Airline Transport Pilot License).
Pada hari Minggu lalu, 17 Desember 2017, saya genap berusia 70 tahun. Dalam kesempatan itu saya meluncurkan 7 buah buku sekaligus.
Satu di antara 7 buku tersebut, walau bercerita tentang Chappy Hakim, namun bukan merupakan buku karya tulis sendiri.
Akan tetapi satu bulan sebelumnya, di bulan November, saya telah menyelesaikan sebuah buku bersama dengan Kolonel Supri Abu SH,MH berjudul “Menegakkan Kedaulatan Negara di Udara, Airways di atas Alur Laut Kepulauan”. Dengan demikian, total ada 8 buku yang saya selesaikan.
Ambisi saya untuk dapat meluncurkan 7 buah buku sekaligus di ulang tahun ke 70 berhasil juga.
Sampai dengan saat ini saya telah menyelesaikan atau menulis sebanyak 32 buah buku. Buku saya yang pertama kali terbit adalah “Pelangi Dirgantara”.
Dengan semangat berbagi, pada hari istimewa tersebut saya mepersembahkan 100 buah buku, kombinasi dari kedelapan buku saya tadi kepada Angkatan Udara yang diterima langsung oleh KSAU Marsekal Hadi Tjahyanto yang seminggu sebelumnya telah diangkat dan dilantik resmi menjadi Pangllima TNI.
Apa lagi?
Selesai ritual peluncuran 7 buah buku hari Minggu itu, ada pertanyaan, nah sekarang apalagi? Mau tulis buku apalagi? Masih akan menulis buku lagi?
Jawabannya sangat jelas, saya akan tetap menulis. Saat ini saya tengah menulis sebuah buku lagi yang nantinya mungkin berjudul “Chappy Hakim dan Freeport antara Mitos dan Realita".
Buku yang pasti akan sangat menarik karena saya akan menguraikan banyak hal dari pengalaman berdinas di PT Freeport Indonesia, pasca-skandal memalukan bangsa yang bertajuk “Papa minta saham”.