Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Ridwan Kamil di Ujung Tanduk

Kompas.com - 19/12/2017, 16:43 WIB

17 Desember 2017 - DPP Golkar mencabut surat dukungan terhadap Ridwan.

Alasannya, Ridwan tidak menindaklanjuti rekomendasi Golkar untuk menggandeng Daniel sebagai bakal calon wakil gubernur sampai batas waktu yang ditentukan pada 25 November 2017.

Perubahan sikap Golkar tersebut dilakukan setelah terjadi perubahan kepemimpinan partai berlambang pohon beringin itu.

Setya Novanto dilengserkan. Airlangga Hartarto kemudian menjabat Ketua Umum Golkar.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi mendorong pergantian ketua umum setelah Novanto ditahan KPK. Dedi kemudian mendukung Airlangga menjabat Ketum.

Baik Airlangga maupun Dedi membantah ada politik balas budi di antara keduanya.

Bagaimana nasib Ridwan Kamil?

Setelah diceraikan Golkar, dukungan yang dimiliki Ridwan Kamil tinggal 21 kursi di DPRD Jabar. Dukungan tersebut masih cukup untuk mendaftar ke KPU.

Namun, Ridwan kini berhadapan dengan peliknya memilih cawagub pendampingnya. Pasalnya, Nasdem, PPP, dan PKB ingin agar kadernya yang menjadi cawagub.

PKB mengajukan Maman Imanulhaq, Nasdem mengajukan Saan Mustopa, dan PPP mengajukan Ruzhanul Ulum.

(baca: PKB Ancam Ceraikan Ridwan Kamil jika Tak Pilih Kadernya Jadi Cawagub)

PKB belakangan mengancam menarik dukungan untuk Ridwan Kamil  jika tidak memilih Maman Imanulhaq sebagai cawagub.

Hal itu berdasarkan telaah tim pansel atas para calon pendamping Ridwan Kamil. Maman Imanulhaq berada di posisi puncak.

Jika PKB mengikuti jejak Golkar, nasib Ridwan Kamil kandas. Dukungan Nasdem dan PPP tidak cukup untuk maju Pilkada Jabar.

Begitu pula dengan PPP. Sekretaris Jenderal DPP PPP Arsul Sani mengatakan, evaluasi dukungan terus dilakukan oleh partai terhadap calon yang didukungnya. Termasuk di Pilkada Jawa Barat.

(baca: Soal Dukungan ke Ridwan Kamil, PPP Bisa Batal atau Tetap Dukung)

Menurut Arsul, sejak awal ada kesepahaman antara PPP dan Emil bahwa posisi calon wakil gubernur ditempati oleh kader PPP.

Namun, alih-alih menetapkannya, Emil justru datang dengan ide konvensi dan ide lainnya yang tak pernah dibicarakan sebelumnya sebagai paket kesepakatan.

Menurut dia, ada penurunan dukungan dari akar rumput PPP dikarenakan sikap Emil yang terkesan berputar-putar.

Siapa cawagub?

Ridwan hingga kini masih berusaha mencari jalan tengah untuk memutuskan siapa cawagub pendampingnya.

Ia berinisiatif meminta pendapat para tokoh Jawa Barat agar keputusan memilih calon bisa datang dari segala arah dan proporsional.

"Saya sudah sampaikan ke media, itulah problemnya. Semua partai ingin wakilnya, kan, maka dicari cara yang baik. Apakah berhasil atau tidak ya kita lihat dalam kedewasaan politiknya. Jadi saya masih sosialisasi," ucap Ridwan.

Dampak dari dinamika politik terkini, Ridwan harus menunda pengumuman calon wakilnya yang sedianya diumumkan pada Rabu (20/12/2017).

"Mungkin besok agak tertunda sedikit karena masih butuh waktu mensosialisasikan hasil dari opini tokoh Jabar. Kemungkinan bergeser sedikit saja, saya butuh waktu," ucapnya.

Ridwan menuturkan, sebelum mengumumkan kepada publik, ia harus menemui satu per satu para partai pendukung untuk kembali menyamakan misi dan persepsi.

"Diundur sehari dua hari lah. Tapi yang pasti tidak besok kelihatannya. Bukan masih alot, daftar check list yang harus dihubunginya masih panjang gitu. Kan, pas ditelepon gak ada. Jadi masih ada daftar check list yang harus dikontak," ujarnya.

Kompas TV Publik akan menilai Golkar dari sosok yang diusung di Pilkada maupun di jabatan publik lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com