Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan Trump Merusak Upaya Perdamaian Israel dan Palestina

Kompas.com - 10/12/2017, 10:50 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera mengecam keras pernyataan Amerika Serikat Presiden Donald Trump yang mengakui sepihak Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Pernyataan itu dianggap dapat merusak upaya perdamaian antara Israel dan Palestina, dua negara yang menginginkan Yerusalem.

"Hal ini tidak hanya merusak prospek perdamaian kedua negara tersebut, tetapi juga berpotensi memperpanjang tragedi kemanusiaan yang selama ini terjadi dan menimbulkan konflik baru di Yerusalem (Al-Quds) dan Palestina," ujar Presiden PKS Sohibul Iman melalui keterangan tertulis, Minggu (10/12/2017).

Sohibul mengatakan, bagi umat Islam, Yerusalem adalah kota suci. Oleh karena itu, pernyataan Trump dianggap bentuk penistaan sekaligus provokasi terhadap umat Islam seluruh dunia.

"Sikap tersebut adalah bentuk legalisasi atas penjajahan, teror, dan agresi yang selama ini dilakukan Israel kepada rakyat Palestina," kata Sohibul.

PKS pun menuntut Pemerintah AS agar segera membatalkan pernyataan sepihaknya terkait Yerusalem. Pengakuan tersebut telah mengabaikan tiga Resolusi Tingkat Tinggi Dewan Keamanan PBB Nomor 242 Tahun 1967, No 478 Tahun 1980, dan No 2334 Tahun 2016.

Sohibul mengatakan, PKS juga mendorong Pemerintah Indonesia lebih proaktif mendesak negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Dewan Keamanan PBB serta masyarakat internasional untuk merespons dengan tindakan politik lebih tegas dan nyata dalam menyelamatkan Palestina dari penjajahan Israel.

"Mengajak seluruh elemen bangsa Indonesia untuk terus membela dan mendukung secara nyata perjuangan kemerdekaan Palestina," kata Sohibul.

Sohibul menegaskan, PKS mendukung segala upaya Pemerintah Indonesia dan seluruh ormas untuk terus memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina memperoleh kemerdekaan dan hak penguasaan atas kota Yerusalem.

Trump menyebut Israel sebagai negara yang berdaulat dan memiliki hak seperti setiap negara berdaulat lainnya untuk menentukan ibu kotanya sendiri.

Pengakuan tersebut dianggap Trump sebagai sebuah fakta penting untuk mencapai perdamaian kedua belah negara yang selama ini berkonflik.

Menurut Trump, pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel merupakan hal yang tepat dilakukan.

Pemerintah AS juga mulai memproses pemindahan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Aksi ini merupakan salah satu pemenuhan janji kampanyenya kepada para pemilihnya.

Trump menyatakan keputusannya menandai dimulainya pendekatan baru untuk menyelesaikan konflik Israel dan Palestina. Dia mengklaim Pemerintah AS tetap bertekad mengejar kesepakatan damai terhadap wilayah itu.

Trump akan mengutus Wakil Presiden AS Mike Pence yang akan berkunjung ke Yerusalem dalam beberapa hari mendatang.

Yerusalem menjadi kota yang diperebutkan selama beberapa dekade. Sebuah kota yang dianggap suci oleh umat Yahudi, Islam, dan Kristen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com