PADANG, KOMPAS.com - Anggota DPR RI Komisi I Muhaimin Iskandar meminta para generasi milenial tetap memegang teguh ideologi Pancasila di tengah isu primordialisme yang menguat.
Muhaimin mengatakan, saat ini ada kelompok-kelompok baru yang muncul dan ingin menonjolkan primordialisme mereka. Tokoh yang diangkat menjadi Panglima Santri Nusantara ini berharap para generasi muda bisa menjadi penerus bangsa yang tetap memegang teguh kedaulatan kebhinekaan di Indonesia.
"Mahasiswa harus jadi bagian dari misi negara menjaga persatuan Indonesia. Kita lahir, tumbuh, dan berkembang untuk menjadi sebuah kebhinekaan. Tapi akan sangat rentan kalau jika kebhinekaan itu tak dipompa," ujar Muhaimin saat menjadi pembicara di Kuliah Umum bertema "Membangun Semangat Nasionalisme Dalam Memperkokoh Keutuhan NKRI" di Auditorium Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Rabu (6/12/2017).
Muhaimin meyakini, generasi milenial termasuk para mahasiswa di Sumatera Barat selain mendapat pendidikan secara formal, juga diajarkan untuk memperkokoh sikap nasionalisme seperti yang melekat pada tokoh bangsa asal Sumbar seperti M Hatta dan Sultan Sjahrir.
Muhaimin juga meminta agar para generasi milenial tak sekali-kali melupakan jasa ulama yang juga berkontribusi besar untuk membangun bangsa.
"Kita bangsa yang didirkan oleh ulama dengan berkolaborasi dengan kekuatan naisonal. Sumbar adalah kekuatan berbasis kegaaman Islam yang bisa jadi sabuk kebersamaan," ujar Muhaimin.
Kuliah Umum di Universitas Bung Hatta
Muhaimin juga menjadi pembicara di Universitas Bung Hatta, Padang. Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini menyampaikan pentingnya nasionalisme yang diimbangi dengan perjuangan generasi milenial membangun ekonomi Indonesia. Muhaimin menilai masih terjadi kesenjangan ekonomi di Indonesia karena strategi pembangunan yang tidak tepat.
Dia mencontohkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program ini, kata Muhaimin gagal menciptakan pengusaha baru yang harusnya berefek pada meningkatknya perekonomian Indonesia. Bunga KUR disebut Muhaimin sama dengan perbankkan pada umumnya.
"Saya menyatakan KUR itu gagal melahirkan pengusaha baru. Ini karena pelakunya enggak ada dan bunganya sama dengan perbankkan pada umumnya," ujar Muhaimin.
Muhaimin meminta pihak kampus mulai sejak dini memperkenalkan kewirausahaan kepada mahasiswanya
"Dan jangan lupa memelihara jaringan, serta kolaborasi kerja sama. Ciptakan inovasi . Kemajuan enggak hanya datang dari Jakarta. New York, atau Tokyo, tapi perubahan bisa lahir dari mana saja," ujar Muhaimin. (KONTRIBUTOR JAKARTA/DAVID OLIVER PURBA)