Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Kelayakan Calon Panglima TNI, Hadi Paparkan Terorisme hingga Perang Siber

Kompas.com - 06/12/2017, 12:39 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Marsekal Hadi Tjahjanto menjalani uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di Ruang Rapat Komisi I DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/12/2017).

Dalam paparan visinya, Hadi menyampaikan sejumlah potensi ancaman keamanan negara.

"Diameter konflik tidak menjadi simetris, melainkan lebih sering bersifat asimetris, proxy dan hibrida," ujar Hadi.

Setidaknya, ada lima potensi ancaman yang disoroti, yakni dampak tatanan dunia baru, kerentanan terorisme, perang siber, kemajuan Cina (China Charm Offensive), serta kerawanan keamanan di laut perbatasan.

Baca: 8 Fakta Menarik tentang Calon Panglima TNI Hadi Tjahjanto

Tingkat kerentanan terhadap terorisme, mislanya, saat ini menjadi sangat tinggi di semua negara di dunia, tak terkecuali negara adidaya.

Hadi memaparkan, terorisme menjadi ancaman global yang ditempatkan sebagai musuh bersama yang harus diperangi.

Kepala Staf Angakatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo jelang fit and proper test calon Panglima TNI di Komisi I DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/12/2017).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Kepala Staf Angakatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo jelang fit and proper test calon Panglima TNI di Komisi I DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/12/2017).
Ia mengatakan, terorisme kemudian digunakan sebagai alat pengkondidian wilayah. Dalam beberapa kasus sejumlah aktor, baik negara maupun non-negara ikut terlibat.

"Situasi yang terjadi semakin kompleks, arus globalisasi informasi yang semakin tidak mungkin dibendung. Melalui berbaga medsos dan jaringan media internet lainnya, host dr kelompok teroris telah mampu secara cepat menyebarkan pengaruh dan bahkan mengaktifkan sel tidur atau pun simpatisannya di seluruh dunia demi mendukung kepentingannya," papar Hadi.

Baca juga: Jokowi Yakin Marsekal Hadi Tjahjanto Mampu Bawa TNI Jadi Profesional

Potensi ancaman lainnya adalah perang siber (cyber warfare).

Hadi menyebutkan, ancaman tersebut harus dihadapi pada era informasi di mana dunia maya dihuni hampir 2/3 manusia modern. Hal itu, menurut dia, perlu pengamanan lebih.

"Keamanan dimensi siber harus menjadi pertimbangan utama dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pertahanan dan keamanan nasional," kata dia.

Hadi juga menyoroti soal kerawanan laut perbatasan sebagai salah satu ancaman keamanan negara.

Beberapa contoh kasus, seperti maraknya aksi perampokan bersenjata dan penculikan di wilayah perairan Filipina Selatan, yaitu sekitar Laut Sulu. Laut Sulu merupakan laut perbatasan antara Indonesia, Malaysia dan Filipina.

"Terlebih lagi dengan kasus yang menimpa WNI pada Maret 2016 oleh kelompok Abu Sayyaf yang berbasis di Pulau Sulu dan Pulau Basilan. Pada kasus ini, tanggung jawab bahkan telah mutlak berada di tangan TNI," kata Hadi.

Baca juga: Profil Calon Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto

Adapun, bentuk kejahatan lainnya yang disoroti dan dianggap merugikan Indonesia adalah illegal fishing serta penyelundupan barang, manusia, senjata dan narkoba.

Kejahatan-kejahatan tersebut menurutnya seringkali menjadi bagian dari ancaman lain yang lebih besar dan terorganisasi secara internasional.

Dengan atmosfer globalisasi yang semakin kompleks seiring dengan kemajuan teknologi, arus imigrasi manusia, sebaran informasi dan media serta pertumbuhan jaringan yang bersifat multinasional, hal tersebut dinilai sangat tidak terkendali.

"Kondisi ini mengakibatkan ancaman di atas dapat muncul kapan saja dan dimana saja," kata Hadi.

Kompas TV Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai pilihan Presiden Joko Widodo untuk calon Panglima TNI sudah melalui proses pertimbangan yang matang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com