Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Fakta Menarik tentang Calon Panglima TNI Hadi Tjahjanto

Kompas.com - 06/12/2017, 08:25 WIB
Sabrina Asril

Penulis

4. Punya "chemistry" dengan Jokowi

Hadi yang pernah mengabdi sebagai Sekretaris Militer dan bekerja sehari-hari mendampingi Presiden Jokowi, menjadikannya dekat dengan orang nomor satu RI itu.

Apalagi, Hadi pernah menjadi Danlanud Adi Sumarmo, Solo pada tahun 2010-2011, saat Jokowi masih menjadi Wali Kota di kota itu.

Kedekatan inilah yang setidaknya menimbulkan "chemistry" Hadi dengan Jokowi. Salah satunya bisa terlihat saat okowi meresmikan pesawat N219 sebagai pesawat Nurtanio di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (10/11/2017).

Dalam peresmian itu, Jokowi ditemani puluhan anak sekolah dasar. Mereka mengenakan baju seragam sekolah dan topi biru dengan tulisan N219.

Namun, ada kejadian tak terduga. Setelah Jokowi mengucapkan kalimat peresmiannya, salah satu siswi yang berada di barisan paling depan muntah. Jokowi yang melihat peristiwa tersebut langsung menggerakkan tangannya menunjuk ke arah anak perempuan yang muntah itu.

Ia meminta ajudan membawa anak itu beristirahat. Namun, kode Jokowi itu tak langsung cepat ditangkap ajudannya.

Justru KSAU Hadi Tjahjanto yang langsung menangkap kode dari gerak-gerik Jokowi itu. Dengan sigap, Hadi langsung menggendong bocah SD tersebut untuk membawanya beristirahat di bagian belakang pesawat.

5. Disiapkan Jokowi sejak lama

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menilai Hadi Tjahjanto sudah sejak lama disiapkan Presiden Jokowi untuk menjadi calon Panglima TNI. Hal tersebut terlihat dari pilihan Presiden Jokowi saat mengangkat KSAU.

Saat itu, lanjut Gatot, Jokowi justru tidak memilih mengangkat Wakil KSAU. Jokowi lebih memilih mempromosikan Hadi yang ketika itu menjadi Irjen Kemenhan.

"Beliau (Jokowi) tidak mengambil Kepala Staf dari Wakasau dinaikkan mendadak, semuanya sudah sesuai dengan persiapan. Semua ini sudah dipersiapkan secara regenerasi, penyiapan kader-kader sejak awal," kata Gatot di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/12/2017).

6. Waktu pensiun masih lama

Jenderal Gatot Nurmantyo menilai, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto merupakan perwira bintang empat TNI yang paling tepat untuk menggantikan posisinya sebagai panglima TNI.

Pasalnya, Hadi memiliki waktu pensiun yang paling lama dibandingkan dengan perwira TNI bintang empat lainnya. Dengan begitu, Hadi bisa memimpin TNI dalam menghadapi tahun politik di Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi akan pensiun pada Mei 2018. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Mulyono pensiun pada Januari 2019. Hanya Hadi yang masa pensiunnya sampai 2020.

Hadi diketahui lahir di Malang, 8 November 1963. Pada tahun 2020, Hadi akan pensiun di usia 57 tahun.

Halaman:


Terkini Lainnya

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com