Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabar Penuh Kejutan, Demokrat Yakin Deddy Mizwar Ungguli Ridwan Kamil

Kompas.com - 05/12/2017, 20:10 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Partai Demokrat masih yakin Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mampu mengungguli Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dalam Pilkada Jawa Barat 2018.

Berdasarkan survei Poltracking Indonesia, elektabilitas Deddy tertinggal lebih dari 15 persen dari Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Meski begitu, Demokrat percaya suara Deddy Mizwar akan melonjak. Apalagi, Jawa Barat terkenal sebagai wilayah dengan pemilihan kepala daerah yang penuh kejutan.

"Bukan tidak mungkin untuk menang dan yang teratas, bukan tidak mungkin nanti bisa dikalahkan," ujar Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Roy Suryo saat menghadiri rilis survei Poltracking Indonesia di Jakarta, Selasa (4/12/2017).

(Baca juga: Harapan Deddy Mizwar pada Tiga Partai Pendukungnya Jelang Pilkada Jabar)

Roy sempat bicara kejutan pada Pilkada Jabar empat tahun silam. Saat itu pasangan Dede Yusuf-Lex Laksamana yang didukung Partai Demokrat justru kalah oleh pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar.

Banyak pihak yang tidak menduga kekalahan Dede Yusuf-Lex Laksamana, termasuk Roy. Sebab, dalam berbagai survei, pasangan tersebut selalu menempati posisi teratas.

Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, Deddy MizwarANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI, AGUS BEBENG, KOMPAS.com/IRWAN NUGRAHA Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, Deddy Mizwar
Roy menyebut tragedi di partainya memiliki andil kepada suara pasangan tersebut. Saat itu Partai Demokrat terjerat kasus korupsi yang melibatkan sejumlah petinggi partai.

"Tiba-tiba di last minute, hari terakhir itu langsung drop karena ada tregedi politik yang dialami oleh Ketua Umum kami, Mas Anas Urbaningrum. Itu yang terus menggerus suara (Dede Yusuf)," kata Roy.

(Baca juga: Survei Poltracking: Ridwan Kamil Teratas di Jabar, tetapi Belum Aman)

Untuk Pilkada Jabar 2018, Roy mengatakan bahwa Partai Demokrat akan memperhatikan berbagai hasil survei, termasuk temuan-temuan menarik di dalamnya.

Misalnya, peran atau pengaruh media massa yang masih sangat besar bagi masyarakat Jabar memillih pimpinannya.

Berdasarkan survei Poltracking Indonesia, pengaruh media massa terhadap masyarakat Jabar dalam memilih kepala daerahnya mencapai 51,7 persen. Sementara, yang menilai tidak berpengaruh sebesar 23,8 persen dan sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.

Sementara pengaruh media sosial hanya 37,4 persen saja.

"Kami sangat mencermati ini. Pengaruh media sangat besar dan koran daerah itu tentu akan memiliki pengaruh. Kami akan melihat itu sebagai pertimbangan," ucap Roy.

Kompas TV Jarak pelaksanaan pilkada yang masih cukup jauh membuat situasi politik di Jawa Barat masih sangat dinamis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Nasional
Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Nasional
Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi kasus APD Covid-19

Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi kasus APD Covid-19

Nasional
Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Nasional
Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Nasional
Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Nasional
Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Nasional
Petugas 'Ad Hoc' Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Petugas "Ad Hoc" Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Nasional
Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Nasional
Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Nasional
Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

Nasional
KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

Nasional
Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

Nasional
Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

Nasional
Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com