Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyadari Peran Negara dalam Industri Kreatif

Kompas.com - 05/12/2017, 06:08 WIB

JAKARTA, Kompas.com -  Revolusi industri keempat telah dimulai. Ekonom dunia memprediksi bahwa ke depan ekonomi global akan semakin bergantung pada sektor industri kreatif. Ketergantungan masyarakat global terhadap teknologi informasi dalam aktivitas sehari-hari telah menyebabkan pertumbuhan eksponensial ke industri kreatif yang mencakup di antaranya industri perangkat lunak komputer, film, musik, publikasi, hiburan, dan fashion.

Industri ekonomi kreatif nasional telah mengalami pertumbuhan eksponensial dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan data nasional, sektor industri kreatif telah menyerap 15,9 juta tenaga kerja dengan kontribusi 7,3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau setara dengan Rp 852 triliun. Pada skala global, nilai ekonomi industri kreatif bahkan melampaui industri perminyakan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) pada tahun 2012, industri kreatif menyumbang USD 2,2 triliun atau 230 persen lebih banyak dari nilai ekspor minyak OPEC.

Menyadari peran penting negara dalam pengembangan industri kreatif, pemerintah Indonesia menggelar pertemuan persiapan Konferensi Dunia tentang Ekonomi Kreatif (WCCE) pada tanggal 4-7 Desember 2017 di Bandung, Jawa Barat. Pertemuan yang diselenggarakan oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) ini bertujuan untuk membahas elemen kunci dari empat isu utama dan menjadikannya sebagai rekomendasi konkret yang akan dibahas lebih lanjut di WCCE 2018 di Bali.

Topik yang akan dibahas meliputi The Butterfly Effect: Dampak Sosial Ekonomi Kreatif (Kohesi Sosial); Datang dengan Peraturan Kreatif yang Tepat; Membuat Penawaran Industri Kreatif Tidak Bisa Menolak; Mengambil Ekosistem Ekonomi Kreatif dan Usaha dengan Tinggi Baru dan Menguraikan Masa Depan Ekonomi Kreatif.

"Dalam sejarah dunia, tidak ada industri tunggal yang berkembang tanpa kerjasama antar negara. Inilah yang mendasari Inisiatif Pemerintah Indonesia untuk menyelenggarakan Konferensi Dunia Ekonomi Kreatif yang bertujuan untuk menciptakan efek kerjasama bola salju." kata Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Republik Indonesia, dalam rilis Senin (04/12/2017).

Pertemuan persiapan WCCE akan dihadiri oleh pejabat pemerintah, organisasi internasional, para ahli, sektor swasta dan akademisi dari 10 negara. Para pembicara antara lain Wakil Menko Perekonomian untuk ekonomi kreatif, kewirausahaan dan daya saing UKM Rudy Salahudin, Presiden KOCCA Hong Sangpyo, Perwakilan Pembangunan Eropa dan Internasional SXSW's Mirko Whitfield, Dibya Wardana dari AMCHAM, Direktur Dewan Inggris Paul Smith, CEO Festival Adelaide Christy Anthony, Kittiratana P dari TCDC Thailand, Walikota Liverpool Joe Anderson, Walikota Bandung Ridwan Kamil, dan Tita Larasati dari BCCF.

"Konferensi ini akan melibatkan perwakilan dari negara-negara yang memiliki kepentingan kuat dalam pengembangan industri kreatif, serta akan membahas cara dan sarana untuk memperkuat kerjasama termasuk aspek pendanaan dan peraturan pemerintah," lanjut Triawan Munaf.

BEKRAF mengatakan, perwakilan tersebut diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang akan dibahas dan disepakati pada acara puncak WCCE di Bali, tahun depan.

Ekonomi kreatif telah menjadi salah satu pilar penting perekonomian Indonesia. Dalam waktu kurang dari tiga tahun, ekonomi kreatif memberikan kontribusi hingga 7,3% dari PDB negara atau Rp 852 triliun. Menurut data BPS tentang ekonomi kreatif pada tahun 2015, Ekonomi Kreatif telah menyerap 15,9 juta pekerja (13,90%) dan memiliki nilai ekspor sebesar US $ 19,4 Miliar (12,88%).

Tak ingin ketinggalan oleh perkembangan pesat industri kreatif, Presiden Joko Widodo telah mendirikan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) pada 2015. Langkah ini merupakan bukti komitmen Presiden untuk mengeksplorasi potensi yang belum tergali di industri. Selanjutnya, Badan ini bertugas dengan misi strategis untuk mempromosikan lapangan kerja berbasis inovasi dengan menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pengembangannya
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com