JAKARTA, KOMPAS.com - Dwi Aryani, penyandang disabilitas yang diturunkan dari pesawat Etihad Airways mengaku terluka secara psikis akibat kejadian yang dialaminya. Ia diturunkan dari pesawat dengan alasan dirinya menggunakan kursi roda tanpa pendampingan dan dianggap dapat mengganggu penerbangan.
Tak hanya itu, jawaban pengacara Etihad Airways atas gugatan Dwi juga membuatnya terguncang.
Dwi mengatakan, kalimat tak mengenakkan terlontar dari pengacara tergugat dalam persidangan.
"Salah satu yang melukai secara psikis yaitu kasus ini dianggap untuk saya mencari popularitas. Saya mempertanyakan, popularitas yang mana?" ujar Dwi saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (4/12/2017).
Baca juga : Hakim Akan Putuskan Kasus Etihad Airways Tolak Penumpang Berkursi Roda
Dwi mengatakan, siapapun, termasuk dirinya, tak mau namanya disandingkan dengan sebutan "orang yang diturunkan dari pesawat". Menurut dia, sebutan itu memiliki konotasi yang negatif. Dwi menganggap perlakuan pihak maskapai seolah menganggap dirinya tak layak dihargai.
"Seperti barang diseleksi, tidak layak disuruh pergi begitu saja tanpa penjelasan yang pasti," kata Dwi.
Mendengar jawaban pihak Etihad Airways, Dwi mengaku terguncang dan emosi.
"Untung suami saya yang menenangkan saya. Karena saya sudah tidak percaya sekali cara mereka menjawab argumentasi kita. Sangat menyudutkannya itu," kata dia.
Baca juga : Jelang Putusan Kasus Etihad Airways, Dwi Aryani Berharap Keadilan bagi Penyandang Disabilitas
Dwi mengatakan, sempat ada mediasi dari pengadilan antara dirinya dengan pihak tergugat. Maskapai tersebut menawarkan tiket penerbangan ke Eropa untuk dua orang. Namun, Dwi menganggap tawaran tersebut bukan kompensasi yang bisa menyelesaikan masalah begitu saja.
"Ini masalahnya cara anda memperlakukan saya itu udah diskriminasi. Lihat saya pakai kursi roda langsung ngelihat saya enggak boleh terbang," kata Dwi.
Dwi mengatakan, walaupun sejak awal sudah ada aturan soal penyandang disabilitas, semestinya sejak awal dirinya dilarang masuk ke gate. Namun, saat itu dia sudah berada di pesawat dan tinggal menunggu waktu take off, petugas di pesawat memintanya turun. Barang-barangnya juga sudah diturunkan dari pesawat.
"Enggak ada minta maaf. Mereka intinya mengusir," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.