JAKARTA, KOMPAS.com - Mabes Polri menyiagakan 4.007 personel untuk membantu penanganan pasca bencana alam di sejumlah tempat di Indonesia.
Titik-titik bencana tersebut antara lain banjir dan tanah longsor di Yogyakarta dan Pacitan hingga meletusnya Gunung Agung di Bali.
Tak hanya tenaga manusia, Polri juga mengandalkan anjing pelacak untuk mengevakuasi korban.
Kepala Korps Sabhara Polri Irjen Sudjarno selaku Wakil Kepala Satgas Operasi Pusat Aman Nusa II mengatakan, ada empat anjing pelacak yang disiagakan untuk membantu tim SAR.
"Tiga pelacak mayat, satu untuk korban yang masih hidup. Termasuk kuda juga disiapkan ada 39," kata Sudjarno di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (30/11/2017).
Sebenarnya masih ada anjing pelacak lain yang dilatih Brimob Polri. Namun, mereka hanya disiagakan jika dibutuhkan tenaga tambahan.
Keempat anjing tersebut bernama Emma, Oro, Sam, dan Sweety. Usia mereka sekitar lima tahun.
Emma, Oro, dan Sam berwarna hitam, merupakan jenis labrador. Sedangkan Sweety merupakan anjing jenis Belgian Malanois dengan bulu berwarna coklat-hitam.
Kemampuan mereka pun berbeda-beda.
Kepala Unit SAR Direktorat Polisi Satwa Korsabhara Brimob Polri, Iptu M Amali mengatakan, Emma, Oro, dan Sweety memiliki keahlian mencari mayat yang tertimpa reruntuhan atau terbenam dalam tanah.
Sementara itu, Sweety memiliki kemampuan ganda. Dia bisa mencari korban dalam keadaan hidup maupun mati.
"Sekarang kan persiapan ke Gunung Agung. Kalau ada bencana di tempat lain yang butuh kita, ya kita kerahkan (anjing pelacak) ke sana," kata Amali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.