JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio memperkirakan Khofifah Indar Parawansa akan lebih memilih mundur dari jabatannya sebagai menteri sosial daripada harus cuti demi kampanye Pilkada Jawa Timur.
"Menurut saya, opsi mundur itu pasti akan diambil oleh Khofifah karena dia tipikal petarung. Jadi dia pasti lebih memilih mundur dari kabinet ketimbang cuti walaupun ada opsi," kata Hendri ditemui usai diskusi di Jakarta, Senin (27/11/2017).
Hendri mengatakan, ada kemungkinan juga Khofifah tidak mengundurkan diri apabila Presiden Joko Widodo tidak merestui dan menyuruhnya untuk mengambil cuti.
Masalahnya, kata Hendri, apabila Khofifah mundur dari jabatan mensos, tentu saja Presiden harus memilih figur pengganti Khofifah yang benar-benar mengerti birokrasi. Sebab, pekerjaan Kementerian Sosial di tahun-tahun mendatang akan lebih berat.
"Makanya saya sih menyarankan, kalau Khofifah mundur dan Pak Jokowi cari pengganti, menurut saya ambil kepala daerah dari luar Jawa," ucap Hendri.
(Baca juga: Maju Pilgub Jatim, Khofifah Tak Harus Mundur dari Jabatan Mensos)
Pertimbangannya, menurut dia, pengganti Khofifah ini secara politis juga akan memperkuat posisi Joko Widodo di daerah.
"Kalau mau menambah (kuat) lagi, cari kepala daerah yang menjadi tokoh panutan umat Islam," ucap Hendri.
Hendri menyarankan demikian karena belakang ini Joko Widodo tampak setengah mati membawa dirinya masuk atau mendekati kelompok Islam.
Menurut Hendri, jika figur yang dipilih Jokowi untuk menggantikan Khofifah berasal dari daerah dan panutan umat Islam, dukungan terhadap Jokowi pun akan semakin kuat.
"Kalau Jokowi jadi reshuflle, pasti dia sekalian bikin tim sukses. Jadi yang diambil, kalau saran saya ya itu," kata dia.
(Baca juga: Mensos Urusi Anggaran Besar, Ini Masukan dari KPK untuk Pengganti Khofifah)