JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengungkapkan bahwa masih ada sebagian masyarakat di radius 8-10 kilometer dari puncak Gunung Agung yang belum mengungsi dari tempat tinggalnya.
Menurut Sutopo, meski berada dalam radius bahaya erupsi, masyarakat tersebut belum mau mengungsi lantaran yakin bahwa dampak erupsi Gunung Agung tidak akan sampai daerahnya. Hal itu berkaca pada erupsi Gunung Agung pada 1963 silam.
"Mereka merasa masih aman karena daerahnya tidak rusak saat erupsi 1963. Mereka akan mengungsi jika sudah membahayakan," ujar Sutopo seperti dikutip dari akun Twitter @Sutopo_BNPB, Senin (27/11/2017).
Sutopo juga menerangkan, imbas erupsi Gunung Agung yang diprediksi terus berlangsung. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pun telah ditutup mulai Senin (27/11/2017) pagi hingga besok, Selasa (28/11/2017) pagi.
"Total ada 445 penerbangan dengan 59.000 penumpang dibatalkan, yakni 249 penerbangan domestik dan 196 penerbangan internasional," ujar Sutopo.
Sebagian masyarakat di dalam radius 8-10 km dari puncak kawah Gunung Agung belum mengungsi. Mereka merasa masih aman karena daerahnya tidak rusak saat erupsi 1963. Mereka akan mengungsi jika sudah membahayakan. #BaliTetapAman #Balivolcano #bali #BaliTourismHospitality pic.twitter.com/XCkhiFvpS6
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_BNPB) November 27, 2017
BNPB menyebut, ada lebih dari 40.000 warga desa di sekitar Gunung Agung yang telah mengungsi sejak Sabtu (25/11/2017) malam, atau kemunculan cahaya api lava di puncak gunung.
Mereka mengungsi ke desa-desa atau tempat lain yang berada di luar kawasan rawan bencana erupsi Gunung Agung.
(Baca juga: BNPB: Warga 22 Desa di Sekitar Gunung Agung Harus Dievakuasi)
Sebanyak 22 desa berpotensi terdampak erupsi setelah ditetapkan status awas Gunung Agung sejak Senin (27/11/2017) pukul 06.00 Wita.
Seluruh desa tersebut berada dalam radius rawan erupsi sejauh delapan kilometer dari kawah Gunung Agung, ditambah perluasan sektoral ke arah utara, timur laut, tenggara, selatan dan barat daya sejauh 10 kilometer.
(Baca juga: Erupsi Gunung Agung, Lima Penerbangan Makassar ke Bali Dibatalkan)
Desa tersebut adalah Desa Ababi, Pidpid, Nawakerti, Datah, Bebandem, Jungutan, Buana Giri, Tulamben, Dukuh, Kubu, Baturinggit, Ban, Sukadana, Menanga, Besakih, Pempatan, Selat, Peringsari, Muncan, Duda Utara, Amertha Bhuana dan Sebudi.
Padahal ada sekitar 90.000 orang sampai 100.000 orang yang berada di desa tersebut dan harus dievakuasi.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Agung dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4), terhitung sejak Senin pukul 06.00 Wita.
Hal tersebut untuk mengantisipasi segala kemungkinan dan risiko bencana akibat dari erupsi gunung yang terus meningkat.
Pos pengamatan Gunung Agung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem melaporkan bahwa secara visual gunung jelas.
Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 2.500 meter - 3.000 meter di atas puncak kawah.