Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi: Ibarat Penyakit, yang Dialami Golkar ini Hanya Kudis

Kompas.com - 24/11/2017, 18:49 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menilai masalah yang merundung partainya bukankah maslah besar. Ia punya perumpamaan sendiri terhadap masalah tersebut.

"Kalau bicara penyakit, penyakit yang dialami Golkar hari ini hanya penyakit kudis. Penyakit kudis yang borok itu. Itu mudah dikasih obat sedikit lepas kok," ujarnya di acara diskusi Para Syndicate, Jakarta, Jumat (24/11/2017).

Meski begitu, tutur Dedi, masih ada pihak-pihak yang menginginkannya agar penyakit itu tetap ada. Bahkan, tutur dia, ada yang senang dengan masalah yang merundung Golkar.

Baca juga : Setya Novanto Mengaku Terpelanting Saat Terjadi Kecelakaan

Menurut Bupati Purwakarta itu, masalah yang dihadapai Golkar saat ini tidak sebesar pasca reformasi dulu. Saat itu, kata Dedi, Golkar tidak mendapatkan dukungan publik, bahkan didesak bubar.

Hal itu berbeda dengan kondisi saat ini. Meski Golkar dirundung masalah ketuanya, Setya Novanto, namun publik masih mendukung Golkar untuk melakukan perubahan.

"Artinya Golkar masih mendapatkan dukungan dari publik secara luas," kata Dedi.

Bagi pria kelahiran Subang 11 April 1971 itu, elite-elite Golkar harus menangkap aspirasi dari publik dengan melakukan berbagai perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah mendorong perubahan pimpinan pucuk Golkar.

Baca juga : Meski Sudah Ditahan, Setya Novanto Tegaskan Dia Masih Ketua DPR

Selain itu, Dedi juga mengatakan perlu ada perbaikan dari sisi rekruitmen anggota. Selama ini kata dia, rekruitmen organisasi tidak dijalankan dengan baik.

Bahkan seseorang bisa dengan mudah duduk di kursi pimpinan cabang asalkan punya modal melimpah.

Seperti diketahui, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto sudah menjadi tersangka kasus korupsi KTP elektronik. Novanto yang juga menjabat Ketua DPR itu kini menjadi tahanan KPK.

Namun Golkar tidak melakukan perubahan dengan tetap mempertahankan Novanto. Partai Beringin itu hanya menunjuk pejabat pelaksana untuk menjalankan tugas Novanto yang saat ini berada di tahanan.

Kompas TV Dedi menilai penahanan Setnov adalah momentum perubahan Golkar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com