Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU: Tugas Besar, Minim Dukungan

Kompas.com - 23/11/2017, 22:29 WIB
Estu Suryowati

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai lembaga penyelenggara pemilu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI memiliki tugas besar untuk memastikan jalannya proses demokrasi melalui pemilihan umum. 

Akan tetapi, dukungan untuk KPU RI dinilai sangat minim dibandingkan dengan tugas besar yang diembannya.

Sekretaris Jenderal KPU Arif Rahman Hakim mengatakan, minimnya dukungan terhadap KPU dapat dterlihatilihat dari sisi kelembagaan, anggaran, dan sarana-prasarana.

Dari sisi kelembagaan, KPU membutuhkan sumber daya manusia sebanyak 9.700 pegawai negeri sipil (PNS).

Namun, yang ada saat ini, SDM yang dimiliki KPU baru sekitar 5.300 PNS atau 54,6 persen dari jumlah ideal.

"Sisanya KPU masih mendapat pegawai pinjaman dari pemerintah daerah. Ini tantangan dalam penyelenggaraan pemilu," kata Arif, dalam diskusi KPU, di Yogyakarta, Kamis (23/11/2017).

Sementara, dari sisi anggaran, alokasi anggaran untuk KPU RI setiap tahun tanpa adanya pemilu atau pilkada hanya Rp 1,7 triliun.

Anggaran tersebut hanya cukup untuk memenuhi kegiatan operasional di 549 satuan kerja.

"Bandingkan dengan kantor BPK, BPKP dan BPS yang lebih kecil (posturnya) dari KPU, anggaran KPU masih 50 persen dari kebutuhan. Sehingga hanya untuk operasional tanpa pengembangan," ujar Arif.

Selain itu, sarana-prasarana yang dimiliki KPU juga jauh dari ideal.

Arif mengatakan, hampir 63 persen Kantor KPU tingkat kabupaten/kota masih pinjaman, alias belum memiliki kantor sendiri.

"Tentu harapan kami, dalam menyelenggarakan pemilu nanti, kami juga punya mimpi agar semua komponen KPU mendapat dukungan dari seluruh stakeholder, baik untuk memenuhi kebutuhan SDM, anggaran dan sarana-prasarana," kata dia.

Kompas TV KompasTV ingin menjadi bagian dari Pilkada sebagai proses demokrasi seperti di dalam sebuah rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com