JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasdem berharap bahwa kasus korupsi yang menjerat Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto tidak berdampak negatif terhadap koalisi pada Pilkada Jawa Barat 2018.
Apalagi, pada Pilkada Jabar mendatang Partai Nasdem berkoalisi dengan Partai Golkar, PPP, Partai Hanura, dan PKB mendukung calon gubernur Jabar yang sama, yakni Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
"Saya berharap tidak memiliki dampak negatif lah. Positive thinking saja," ujar Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di JI-EXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (16/11/2017).
Paloh mengatakan bahwa sebagai pimpinan Nasdem ia prihatin atas kasus yang menimpa Ketua DPR tersebut.
"Positive thinking. Hari ini terkena mereka, besok bisa terkena kita. Saya sungguh prihatin atas yang menimpa institusi Golkar dan pribadi Novanto," kata Paloh.
(Baca juga: Nasdem Minta Parpol Tak Recoki Ridwan Kamil dalam Memilih Cawagub)
Novanto sebelumnya lolos dari status tersangka dalam penetapan sebelumnya setelah memenangi gugatan praperadilan terhadap KPK.
Mantan Ketua Fraksi Partai Golkar itu tak menghadiri tiga kali panggilan KPK sebagai saksi pada kasus yang sama. Salah satu alasannya adalah KPK harus mengantongi surat persetujuan dari Presiden RI.
Ia juga mangkir panggilan pemeriksaan sebagai tersangka yang sedianya dilaksanakan pada Rabu kemarin.
(Baca juga: Surya Paloh: Novanto Hadapi Sajalah, Enggak Usah Malu...)
KPK akhirnya menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Novanto. Petugas KPK pada Rabu malam, kemudian mendatangi kediaman Novanto di Jalan Wijaya XIII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Namun, petugas KPK tidak menemukan Novanto. Meski demikian, petugas KPK membawa sejumlah barang dari tempat tersebut.
Tak lama setelah menghilang, kabar mengenai Novanto pun muncul.
Akan tetapi, kali ini Novanto diketahui mengalami kecelakaan dan terluka parah setelah mobil yang ditumpanginya menabrak sebuah tiang di wilayah Permata Hijau, Jakarta Selatan pada Kamis (16/11/2017) malam.