JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia menilai langkah Komisi Pemberantasan Korupsi yang berupaya menjemput paksa Ketua DPR Setya Novanto sudah tepat.
Doli pun menyayangkan sikap Novanto yang justru pergi entah ke mana.
GMPG meminta Novanto untuk segara menyerahkan diri kepada KPK. Hal itu penting agar proses hukum kasus korupsi KTP elektronik atau e-KTP bisa berjalan yang melibatkan Novanto bisa segara berjalan.
"Demi kepentingan bangsa, negara, termasuk untuk kepentingan diri dan keluarganya," ujar Doli kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (16/11/2017).
(Baca juga: "Drama" Lima Jam, Kronologi Upaya KPK Menangkap Setya Novanto)
Menurut dia, peran pendukung, keluarga, hingga pimpinan DPP Partai Golkar sangat penting untuk menyadarkan Novanto agar segera menyerahkan diri. Sebab, mereka merupakan orang-orang yang dekat dengan Ketua Umum Partai Golkar itu.
Bagi GMPG, raibnya Novanto dari jemput paksa KPK merupakan suatu tragedi. Ini disebablan Novanto adalah pimpinan lembaga tinggi negara yang seharusnya memberikan contoh yang baik kepada anggota DPR hingga rakyat.
GMPG berharap agar Novanto segara mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua DPR. Sikap tidak terpuji yang dilakukan Novanto itu dinilai bisa membuat lembaga yang dipimpinnya terbawa dampak negatif.
"Jangan biarkan SN menjadi musuh negara atau musuh rakyat, bila terus dibiarkan melakukan perlawanan," kata Doli.
(Baca juga: Setya Novanto "Menghilang", MKD Akan Gelar Rapat)
Sebelumnya, KPK telah menerbitkan surat perintah penangkapan untuk Ketua DPR RI Setya Novanto pada Rabu (15/11/2017) malam.
Hari itu juga, tim penyidik KPK mendatangi kediaman Novanto di Jakarta Selatan. Namun, setelah berupaya hampir lia jam, upaya penjemputan paksa Novanto tidak bisa dilakukan.
Tersangka kasus korupsi KTP elektronik itu tidak ada di rumahnya, raib entah ke mana.