JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo ingin pembahasan perundingan Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) antara ASEAN dengan enam negara mitra, yaitu Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan dan Selandia Baru bisa diselesaikan.
Jokowi bahkan ingin pembahasan perundingan tersebut bisa kelar pada 2018. Keinginan tersebut disampaikan Jokowi dalam pertemuan pemimpin negara anggota kerja sama tersebut di Filipina, Rabu (14/11).
Agar upaya tersebut terwujud, Jokowi meminta pemimpin kerja sama perdagangan tersebut untuk memberi mandat kepada para juru runding untuk bersikap lebih fleksibel.
"Saya paham, perbedaan level ambisi yang berbeda merupakan tantangan yang tidak bisa diabaikan. Tapi, RCEP penting dikembangkan seiring zaman," kata Jokowi dalam pernyataannya, Rabu (14/11/2017).
(Baca juga: Mendag Enggartiasto Pastikan Indonesia Ambil Untung dari RCEP)
RCEP merupakan konsep perdagangan bebas antara 10 negara ASEAN dengan enam mitra.
Perundingan kerja sama tersebut secara formal sebenarnya sudah dimulai saat KTT ASEAN di Kamboja 2012 lalu.
Proyeksi yang dibuat, jika kerja sama perdagangan tersebut terwujud, akan mewakili 28,5 persen perdagangan dunia. Maklum saja, gabungan GDP negara yang tergabung dalam kerjasama tersebut, mewakili 31,60 persen GDP dunia.
"Itu bisa berikan pesan kuat ke semua pihak, integrasi ekonomi ternyata memang menguntungkan," ucap Jokowi.
(Agus Triyono/Kontan.co.id)
--
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: "Jokowi ingin perundingan RCEP kelar 2018"