Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah Ingin Kompleks Parlemen seperti di Amerika

Kompas.com - 14/11/2017, 19:12 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fahri Hamzah mengungkapkan keinginannya agar kompleks parlemen bisa ditata menjadi lebih luas. Ia mencontohkan kompleks parlemen di Amerika Serikat.

Fahri menyebutkan, Badan Keahlian di Parlemen Amerika bahkan memiliki tiga gedung.

"Kalau kami ingin kayak Amerika, gedungnya banyak. Amerika banyak gedung ya. Itu gedung BKD (Badan Keahlian Dewan) Amerika saja tiga gedung," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/11/2017).

Ia mempertanyakan alasan banyak pihak yang mempermasalahkan rencana penataan kompleks parlemen, termasuk pembangunan gedung baru.

Fahri kemudian menyinggung gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurutnya, Gedung Merah Putih milik KPK juga membuat gedung baru namun tak diprotes masyarakat. Padahal jumlah orang yang menempati gedung tersebut cenderung lebih sedikit dari DPR.

Adapun gedung KPK terdiri dari 16 lantai.

Baca juga : Rencana Gedung Baru DPR, Sri Mulyani Ingatkan Prinsip Efisiensi

"DPR buat gedung dimaki-maki. KPK cuma 1.000 (pegawai) bikin gedung tinggi-tinggi," ujarnya.

Menurutnya, jika Indonesia mau serius bernegara maka harus memiliki kompleks parlemen yang besar. Ia pun menilai pembangunan gedung baru tak perlu menunggu rekomendasi teknis dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Urusannya apa PUPR? Gue mau buat gedung. Bikin gedung masa PUPR? PUPR itu teknis untuk cek gedung layak atau tidak dan standar harga. Itu saja," kata mantan Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Belum ada rekomendasi

Sementara itu, pada akhir Oktober lalu, Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga menuturkan, pihaknya saat ini tengah mengelola data.

Berdasarkan laporan pendahuluan, data menunjukkan tidak ada kemiringan Gedung Nusantara I DPR. Hal itu diketahui dari pengecekan sampel beton dan besi.

Namun, ada beberapa hal dari aspek keselamatan yang kurang memenuhi syarat, di antaranya ada lift yang rusak dan dari segi kapasitas tak memenuhi aspek keselamatan.

Kendati demikian, hingga saat ini belum ada rekomendasi dari Kementerian PUPR terkait urgensi pembangunan gedung baru DPR.

Baca juga : Jokowi Belum Dapat Info soal Pembangunan Gedung Baru DPR

"Saya tidak bicara gedung baru dari tadi. Yang saya ceritakan adalah kondisi Gedung Nusantara I bahwa kesimpulan sementara dari aspek kenyamanan terjadi over kapasitas, dari aspek keselamatan relatif kurang memenuhi standar keselamatan," kata Danis.

Sementara itu, Pemerintah dan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat meloloskan anggaran tahap awal pembangunan gedung baru DPR sebesar Rp 601 miliar.

Keinginan para wakil rakyat untuk berkantor di tempat baru itu dalam waktu dekat segera terwujud.

Dalam pagu anggaran 2018, DPR mendapatkan alokasi Rp 5,7 triliun atau naik dari sebelumnya yaitu Rp 4,3 triliun. Namun, pembangunan gedung baru memasuki tahap berikutnya setelah kajian Kementerian PUPR dikeluarkan.

Kompas TV Alokasi anggaran DPR dalam APBN masih tetap 5,7 triliun rupiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com