Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kominfo Sebut Kecepatan Internet Tak Bisa Disalahkan Parpol

Kompas.com - 13/11/2017, 23:57 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sub Direktorat Layanan Kepemerintahan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Hasyim Gautama, menyampaikan koneksi internet di Indonesia saat ini sudah sangat cukup mumpuni, jika hanya digunakan untuk mentransfer data dengan ukuran kecil.

Hal itu ia sampaikan menjawab keresahan sejumlah pelapor dugaan pelanggaran administratif pemilu, bahwa koneksi internet di daerahnya masih lemah sehingga mereka sulit untuk mengunggah data ke sistem informasi partai politik (Sipol).

Hasyim menyampaikan keterangan tersebut dalam sidang penanganan pelanggaran administratif pemilu yang digelar Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI, Senin (13/11/2017). Sidang hari ini mengagendakan pemeriksaan saksi ahli dari Bawaslu RI.

"Kalau ditanya sudah proper, sudah siap enggak dari sisi IT? Asumsinya itu diunggah dari level kabupaten ya Pak, bukan di hutan Jaya Wijaya sana kan? (Tapi) Di level kabupaten," kata Hasyim.

Baca juga : Menyoal Bawaslu, Penampilan Baru, Wewenang Baru, Persoalan Baru

Lebih lanjut, Hasyim mengatakan, untuk mengunggah data, koneksi internet di kabupaten/kota sudah siap.

"Jadi kalau ditanya siap enggak untuk data-data yang hanya 1MB, itu rendah sekali, kecil sekali. Jadi dari sisi kesiapan untuk bandwidth (lebar pita), koneksi antara kabupaten/kota seluruh Indonesia dengan Jakarta itu sudah siap," ucapnya.

Menurut Hasyim, data berukuran satu megabyte (MB) sangatlah kecil, sehingga semestinya tidak ada kendala ketika melakukan transfer data dari kabupaten ke server pusat di Jakarta.

"Tetapi kalau ditanya untuk server itu lain masalah. Saya pernah ke Kaltara yang daerah baru itu saja koneksi internet 3G bisa masuk, 4G sudah ada. Artinya memang untuk hanya upload 1MB atau hanya 500KB itu mampu," katanya lagi.

Baca juga : Dituding Manipulasi Sipol, PSI Serahkan ke KPU dan Bawaslu

Sementara itu, mengenai apakah sistem Sipol ini layak dan memenuhi standar sistem strategis, Hasyim menuturkan harus ada uji kelayakan dari lembaga independen yang diakui oleh Kemenkominfo. Lembaga itulah yang nantinya akan memberikan sertifikasi kepada penyelenggara, dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Jadi sertifikasi dari lembaga tersebut. Kemenkominfo hanya sebagai regulator. BPPT bukan lembaga (auditor) yang diakui Kemenkominfo untuk uji kelayakan sistem IT," katanya.

Sebelumnya, komisioner KPU Hasyim Asy'ari dalam sejumlah kesempatan menyampaikan bahwa sistem Sipol ini sudah diuji oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Kesiapan Parpol Lebih Dominan

Dalam kesempatan tersebut, Hasyim Asy'ari menyampaikan dari 27 partai politik yang resmi mendaftar ke KPU, sebanyak 14 partai politik (parpol) di antaranya dapat memenuhi kelengkapan dokumen persyaratan.

Sedang sisanya, dinyatakan tidak dapat melengkapi dokumen persyaratan. Dalam hal ini, Hasyim Asy'ari bertanya kepada Hasyim Gautama faktor apakah yang menyebabkan 14 parpol bisa melengkapi dokumen persyaratan, sedang sisanya tidak.

"Kalau itu banyak faktor. Yang dominan pasti ada dalam kondisi si peng-entry," kata Hasyim Gautama.

"(Faktor) Itu dominan karena ada peng-entry yang berhasil," imbuhnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, keberhasilan memasukkan data ini didukung oleh sejumlah faktor, di antaranya yaitu sumber daya manusia (SDM) yang lebih siap, di samping perangkat yang digunakan juga lebih banyak.

"Kondisi ini menurut saya karena kesiapan internal partai tidak sama. Sehingga menyebabkan 13 partai (dinyatakan) tidak lengkap," pungkasnya.

Kompas TV Partai pelapor mengeluhkan sistem website KPU yang "down" saat masa pendaftaran administrasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com