Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Pimpinan KPK, MK, dan MPR Bicara soal Korupsi

Kompas.com - 13/11/2017, 10:26 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Mahkamah Konstitusi (MK), Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) dan Komisi Pemberantasan Korupsi bekerja sama dengan Universitas Indonesia menggelar kegiatan Festival Konstitusi dan Antikorupsi 2017, di Auditorium Djoko Soetono Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

Dalam kesempatan ini, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, nilai dalam konstitusi Indonesia sebenarnya sudah kokoh mencegah terjadinya korupsi.

Para pejabat di Indonesia seperti dirinya, lanjut Zulkifli, sebelum memegang jabatannya disumpah untuk taat dan setia terhadap konstitusi. Karena itu, menjadi pejabat tentu bukan untuk mencari kekayaan apalagi melakukan korupsi.

"Menjadi pejabat bukan untuk dirinya atau mencari kekayaan, tugasnya cuma melayani rakyat, melayani negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jadi tidak ada tempat untuk (mendapat) proyek, komisi, untuk korupsi," kata Zulkifli, dalam  konferensi pers di sela acara, Senin (13/11/2017).

(Baca juga: Riset Pukat UGM: Aparat Pemerintah Terjerat Kasus Korupsi karena Aturannya Sendiri)

Zulkifli mengatakan, dari ajaran di konstitusi Indonesia, pejabat yang mengambil uang negara, tidaklah bertambah kaya.

"Kalau saudara ambil uang negara Rp 1 miliar, Anda enggak bertambah kaya tapi hina," ujar Zulkifli.

Ketua MK Arief Hidayat mengatakan, landasan prinsip dasar dalam mengelola negara ialah bersih tidak terjadi penyimpangan. Korupsi, lanjut Arief, sama saja melanggar HAM.

"Korupsi tidak hanya merugikan negara tapi seluruh bangsa karena tidak tercapainya alinea ke empat pembukaan Undang-Undang Dasar 45 masyrakat Indonesia yang adil dan makmur," ujar Arief.

Dalam konfrensi pers yang turut disaksikan mahasiswa UI itu, ia menyatakan, salah satu melawan korupsi yakni melalui jalur pendidikan. Pendidikan bisa membangun karakter yang baik untuk masa yang akan datang.

Sementara, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan, dalam pemberantasan korupsi harus ada penguatan, keinginan dan keseriusan. Salah satunya dengan menguatkan konstitusi.

Persoalan korupsi yang terjadi belakangan, menurut dia, karena masalah integritas.

"Kalau kita lihat hari-hari belakangan ini itu adalah persoalan integritas, bukan karena Indonesia enggak punya sumber daya alam, atau tidak pintar," ujar Saut.

(Baca juga: Pimpinan KPK: Perjuangan Melawan Korupsi Semakin Berat)

Pada kesempatan ini, ketiga pimpinan lembaga negara itu berkesempatan mengunjungi stand masing-masing lembaga yang ada di lokasi acara. Ketiganya nampak menyimak materi pengetahuan yang disajikan pada stand tersebut.

Festival ini disebut agar meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya akademisi dan mahasiswa dalam kehidupan bernegara sesuai dengan konstitusi dan cita-cita negara.

Acara ini juga untuk meningkatkan kesadaran anti korupsi. Dalam kesempatan ini juga akan dilangsungkan penandatanganan deklarasi antikorupsi oleh para pimpinan lembaga negara itu bersama Dekan Fakultas Hukum UI Topo Santoso.

Kompas TV Ini Hasil Survei Anti Korupsi Tahun 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

Nasional
Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com