Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kasus E-KTP Tak Hanya Dahsyat Korupsinya tapi Juga Serangan Baliknya"

Kompas.com - 10/11/2017, 20:31 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menilai korupsi saat ini semakin dahsyat. Tidak hanya sebatas korupsi pengadaan proyek, namun lebih jauh menyentuh hingga ke transaksi sebelum pengadaan tersebut dilakukan.

Bambang pun menyinggung soal kasus korupsi proyek e-KTP yang saat ini tengah diusut KPK. Dalam kasus tersebut, kata dia, tak hanya besar korupsinya namun juga serangan baliknya terhadap KPK.

"Kasus e-KTP bukan sekadar korupsi ada pengadaan barang/jasa yang mau diungkap, tapi serangan balik dari orang-orang yang mau dibongkar. Ini jauh lebih dahsyat, jauh lebih seronok," ujar Bambang dalam sebuah acara diskusi di Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (10/11/2017).

Ia menambahkan, KPK saat ini diserang dari tiga posisi, yakni lembaganya dihancurkan dan kredibilitasnya dijatuhkan; kebijakan mengatasi "kejahatan luar biasa"-nya ingin dijadikan kejahatan biasa oleh sejumlah pihak; serta orang-orang yang menjadi ikon dihabisi.

(Baca juga: Melalui FBI, KPK Dapat Bukti Aliran Dana ke Pejabat Terkait Kasus E-KTP)

Untuk poin ketiga, Bambang mencontohkan kasus yang menimpa penyidik KPK Novel Baswedan.

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (kiri) bersama istri Rina Emilda (kanan) dan anak bungsunya saat ditemui di Singapura, Selasa (15/8/2017). ANTARA FOTO/MONALISA Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (kiri) bersama istri Rina Emilda (kanan) dan anak bungsunya saat ditemui di Singapura, Selasa (15/8/2017).
Tujuh bulan lalu Novel diserang oleh orang tak dikenal dan disiram air keras. Hingga kini, pelaku penyerangan tersebut belum bisa diungkap.

"Orang-orang yang menjadi ikon KPK dihabisi. Sebenarnya ini mau kirim pesan. Kalau Anda modelnya kayak Novel maka Anda selesai," tutur pria yang akrab disapa BW itu.

(Baca juga: Kepolisian Ungkap Sulitnya Membongkar Kasus Penyerangan Novel)

Bambang juga menyinggung kasus kriminalisasi yang menimpanya saat menjabat pimpinan KPK. Saat itu, ia dikiriminalisasi atas dugaan kejahatan yang tak berkenaan dengan kewenangan yang dimiliki KPK.

Namun, saat ini pimpinan KPK berpotensi dikriminalisasi dalam konteks penggunaan kewenangan. Adapun kejadian tersebut menimpa Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang.

"Proses penghancuran kredibilitas terjadi di ruang-ruang publik dengan sangat sistematis. Serangannya langsung menusuk," ujar Bambang.

Selain itu, ia juga menilai KPK sedang dipisahkan dari masyarakat sebagai sumber daya dukungnya. Ia berharap KPK masih mendapat bantuan publik dalam hal perlawanan kasus korupsi. Sebab, kekuatan KPK tak akan begitu kuat tanpa bantuan publik.

"Apakah kekuatan publik masih kuat? Kalau tidak ada publik maka KPK tidak akan bisa berumur panjang," tutur BW.

(Baca juga: Tuduhan Pansus untuk Ketua KPK, dari Kasus E-KTP hingga Bina Marga)

Kompas TV Kapolri Jenderal Tito Karnavian tidak ingin adanya kegaduhan yang bisa mempengaruhi hubungan Polri dan KPK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jadi Presiden Terpilih, Kekayaan Prabowo Capai Rp 2 Triliun

Jadi Presiden Terpilih, Kekayaan Prabowo Capai Rp 2 Triliun

Nasional
Soal Target Penurunan Stunting Jadi 14 Persen, Jokowi: Saya Hitung Ternyata Tidak Mudah

Soal Target Penurunan Stunting Jadi 14 Persen, Jokowi: Saya Hitung Ternyata Tidak Mudah

Nasional
Resmi Jadi Wapres Terpilih Pilpres 2024, Gibran Punya Harta Rp 25,5 M

Resmi Jadi Wapres Terpilih Pilpres 2024, Gibran Punya Harta Rp 25,5 M

Nasional
Momen Anies Baswedan Pamitan dengan Satgas Pengamanan yang Mengawalnya Selama Pilpres...

Momen Anies Baswedan Pamitan dengan Satgas Pengamanan yang Mengawalnya Selama Pilpres...

Nasional
Titiek Soeharto Tersipu Saat Ditanya Kemungkinan Dampingi Prabowo

Titiek Soeharto Tersipu Saat Ditanya Kemungkinan Dampingi Prabowo

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Terima Kasih ke Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Terima Kasih ke Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Ceritakan Pengalaman Kunjungi Berbagai RSUD, Jokowi: Alatnya Puluhan Miliar, Tapi Ruangannya Payah ...

Ceritakan Pengalaman Kunjungi Berbagai RSUD, Jokowi: Alatnya Puluhan Miliar, Tapi Ruangannya Payah ...

Nasional
DPP PKB Gelar Karpet Merah Menyusul Kabar Rencana Kedatangan Prabowo

DPP PKB Gelar Karpet Merah Menyusul Kabar Rencana Kedatangan Prabowo

Nasional
Momen Prabowo Guncangkan Badan Anies Sambil Tertawa Usai Jadi Presiden Terpilih

Momen Prabowo Guncangkan Badan Anies Sambil Tertawa Usai Jadi Presiden Terpilih

Nasional
Prabowo: Saya Akan Berjuang untuk Seluruh Rakyat, Termasuk yang Tidak Memilih Saya

Prabowo: Saya Akan Berjuang untuk Seluruh Rakyat, Termasuk yang Tidak Memilih Saya

Nasional
PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Singgung Debat Capres yang Panas, Prabowo: Kita Tetap Satu Keluarga Besar

Singgung Debat Capres yang Panas, Prabowo: Kita Tetap Satu Keluarga Besar

Nasional
Sapa Anies-Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda, Senyuman Anda Berat Sekali

Sapa Anies-Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda, Senyuman Anda Berat Sekali

Nasional
KPK Sebut Hakim Itong Mulai Cicil Bayar Uang Denda dan Pengganti

KPK Sebut Hakim Itong Mulai Cicil Bayar Uang Denda dan Pengganti

Nasional
Tak Seperti PKB-PKS, Nasdem Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Tak Seperti PKB-PKS, Nasdem Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com