Netizen Indonesia
Pertumbuhan pengguna seluler dan pengguna internet di Indonesia memang dahsyat. Mengutip hasil riset We Are Social dan Hootsuite 2017, pengguna internet di Indonesia saat ini berjumlah 132,7 juta, tumbuh 51 persen. Angka pengguna internet itu adalah 55 persen dari populasi Indonesia yang saat ini mencapai 262 juta.
Sementara, nomor telepon yang tercatat aktif mencapai 371 juta. Artinya, ada banyak masyarakat Indonesia yang memiliki nomor ponsel lebih dari satu.
Di media sosial, pertumbuhan pengguna Indonesia mencapai 40 persen. Saat ini 106 juta pengguna internet Indonesia terhubung dengan media sosial.
Mereka yang menggunakan ponselnya untuk bermedia sosial juga tercatat tumbuh sebesar 35 persen menjadi 92 juta.
Catatan itu menyiratkan bahwa Internet, ponsel, dan media sosial adalah bagian yang kini tak terpisahkan dari keseharian hidup masyarakat Indonesia.
Tahu sama tahu bahwa nomor seluler bisa dibeli di mana saja, di pinggir jalan, di kios-kios penjual pulsa, di warung rokok, di mal-mal, di convenient stores dengan harga yang amat sangat terjangkau bahkan oleh anak SD sekalipun.
Tidak ada batasan umur atau persyaratan khusus yang diperlukan untuk memiliki nomor seluler. Cukup punya uang sepuluh ribu rupiah, sudah bisa krang-kring bertelepon, ber-SMS, tanpa perlu punya KTP, cukup pakai data fiktif ala kadarnya dari penjual nomor seluler.
Semua operator kini menawarkan paket-paket menarik untuk berselancar di internet. Ada paket media sosial gratis-tis dalam arti sebenarnya untuk akses Whatsapp, WeChat, Instagram, Twitter.
Ada lagi paket gratis streaming. Sekarang netizen Indonesia beralih menonton segala sesuatu dari cara tradisional yaitu TV ke Youtube.
Siaran televisi tradisional juga bisa dinikmati di internet. Menonton televisi kini tidak lagi dimengerti duduk di depan pesawat televisi.
Kita bisa menonton siaran televisi seperti Metro TV, RCTI, SCTV, Kompas TV, dan semua siaran terestrial dari layar ponsel kita di tengah perjalanan apakah itu di mobil, di dalam KRL baik berdiri atau sambil duduk, di TransJakarta, di dalam taksi, sambil nunggu giliran dokter gigi, di lobby hotel, diam-diam nonton di tengah meeting yang bikin suntuk dan ngantuk, dan masih banyak lagi.
Ada juga yang hobi nonton sinetron reliji di youtube yang penuh dengan hiperbola relijius – kuburan amblong, lubang kubur tergenang, kesakitan menggeliat-geliat, susuk, jimat, dan sebagainya. Atau sepak bola, atau drakor (drama Korea), atau stand up comedy, atau Got Talent entah di mana.