JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membuat voting tandingan di Twitter yang mempertarungkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Jokowi di Pemilu 2019.
Ia mengklaim voting tersebut lebih valid dibandingkan lembaga survei lainnya sebab jumlah pemilihnya lebih banyak daripada responden di lembaga survei biasa.
Bahkan, ia mengklaim voting yang dibuatnya lebih valid daripada survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terakhir, di mana Jokowi lebih unggul daripada Prabowo di Jawa Barat.
"Saya pagi ini membuat survei juga di Twitter. Enam jam itu masih ada empat jam lagi kalau enggak salah. Itu beda tuh hasilnya. Itu kan juga terbuka, itu votes-nya sudah lebIh dari 3.500 votes baru dua jam," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/11/2017).
"Jadi kita lihatlah survei-survei kayak gitu. Apalagi itu (SMRC) kan terbatas respondennya. Paling cuma 1.000. Mungkin di bawah seribu. Itu tidak mencerminkan realitas," lanjut dia.
Ia juga mengatakan bisa saja. survei SMRC dilakukan dengan pertanyaan yang mengarahkan responden untuk memilih Jokowi.
"Itu tidak mencerminkan realitas. Kadang pertanyaan juga ikut membawa orang pada preferensi tertentu," lanjut dia.
Hingga pukul 12.14 WIB voting yang diadakan Fadli di akun Twitter pribadinya telah diikuti 5.004 orang. Hasilnya, Prabowo unggul di angka 56 persen sedangkan Jokowi berada di posisi kedua dengan angka 24 persen.
Baca juga: Survei SMRC: Di Jabar, Elektabilitas Jokowi Kini Lebih Tinggi Dibanding Prabowo
Dalam survei yang dilakukan SMRC, tingkat dukungan publik terhadap Presiden Joko Widodo di wilayah Jawa Barat meningkat. Di Jabar, elektabilitas Jokowi lebih tinggi dibanding Prabowo Subianto.
"Pasca-Pemilihan Presiden 2014, kecenderungan dukungan untuk Jokowi terus menguat, baik dalam simulasi pertanyaan spontan maupun head to head dengan Prabowo," ujar Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan di kantor SMRC, Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Secara top of mind, jika pilpres digelar saat ini, responden di Jabar paling banyak menyebut nama Jokowi dengan 25,7 persen.
Adapun Prabowo Subianto mendapat 22,0 persen, Susilo Bambang Yudhoyono 1,3 persen, dan nama lainnya masih di bawah 1 persen.
Sementara 45,5 persen responden tidak menyebutkan calon presiden yang akan dipilih.
"Jokowi mendapatkan dukungan terbanyak, bersaing ketat dengan Prabowo dan nama-nama lain di bawah 2 persen," kata Djayadi.