JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Divisi Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera menuntaskan kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan.
Sudah 206 hari usai penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu hingga saat ini pelaku penyerangan masih belum dlterungkap.
"Pak Jokowi menurut kami penting menunjukkan bahwa dia bukan sekadar menunjukkan lip service, bahwa dia pro-penegakkan antikorupsi, bahwa dia ingin memperkuat KPK. Harus diturunkan dalam tindakan nyata," kata Isnur dalam talkshow Perspektif Indonesia, Jakarta, Sabtu (4/11/2017).
"Kalau besok panggilan ketiga kepada Tito, harus dengan ukuran jelas," kata Isnur.
Baca juga : Subuh Berjamaah di Singapura Bersama Novel Baswedan (Bag 1)
Isnur mempertanyakan, bila tidak ada ukuran yang jelas, sampai kapan Jokowi akan terus memanggil Tito Karnavian.
"Menurut kami Pak Jokowi harus kasih target yang jelas kepada Pak Tito. Targetnya A, B, C. Kalau enggak saya akan berbuat A, berbuat Baik, berbuat C," kata Isnur.
Dalam pengungkapan kasus penyerangan terhadap Novel, Isnur mengatakan Presiden Jokowi mestinya membuat terobosan yaitu dengan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).
Baca juga : Menunggu Dua Keajaiban Terkait Novel Baswedan dari Singapura (Bag 2)
"Penting sekali ada terobosan cepat dari Presiden untuk mendorong agar ini cepat. TPF ini terobosan, agar hal-hal yang selama ini belum terungkap bisa diungkap oleh TPF ini," ucap Isnur.
Dia menambahkan, TGPF ini juga akan membantu kepolisian untuk menuntaskan kasus Novel.
"Kami yakin, kalau pak Tito dengan timnya serius, kita bantu kepolisian untuk makin dipercaya oleh publik dengan cara membuat terobosan. TGPF akan membantu kepolisian melakukan terobosan itu," pungkas Isnur.