JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyindir dua partai politik koalisi pendukung pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla yang sudah lebih dulu memastikan dukungannya pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Dua partai itu yakni Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Keduanya mendukung Jokowi pada pilpres mendatang.
Padahal, pada pilpres 2014 lalu mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa bersama Partai Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat.
"Kami kan pendukung pak Jokowi sejak awal. PKB, PDI-P (Hanura, NasDem) pendukung pak Jokowi sejak pertama kali. Jadi ya biasa-biasa saja. Biasanya yang kenceng-kenceng itu enggak ikut dari sejak awal," kata Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (3/11/2017).
Baca juga : Survei SMRC: Di Jabar, Elektabilitas Jokowi Kini Lebih Tinggi Dibanding Prabowo
PKB. kata dia, untuk pilpres mendatang belum bersikap apakah akan kembali mendukung Jokowi atau tidak. Meski parpol lain pendukung Jokowi sejak awal seperti NasDem, Hanura sudah menjatuhkan dukungannya ke presiden saat ini.
"PKB belum mengambil sikap apapun untuk pilpres 2019. Kami masih harus menyukseskan pak Jokowi dulu," ujar mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tersebut.
Ia menegaskan, saat ini partainya masih punya tugas untuk mendukung Jokowi sampai akhir periode pemerintahan dan memenangkan PKB pada pemilu 2019.
Baca juga : Cak Imin Minta Relawannya Serius Tunjukkan Dukungan untuk Pilpres 2019
"PKB masih konsen dua hal, mensukseskan Jokowi sampai 2019 dan memenangkan pemilu 2019," tutup dia.
Cak Imin pun tidak menjelaskan alasan partainya tak kunjung bersikap mendukung Jokowi atau mendukung calon lain pada pilpres yang akan datang.
"Kami tidak bisa bersikap sekarang seperti yang saya sampaikan. Paling cepat pertengahan tahun atau akhir tahun 2018," ungkap Cak Imin sapaan akrab Muhaimin Iskandar.