JAKARTA, KOMPAS.com — Gencarnya Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan sejumlah tokoh politik nasional di Tanah Air dianggap sebagai sebuah politik silaturahim.
"Ini politik silaturahim. Apakah kemudian cara politik ini bisa melambungkan AHY? Belum tentu," ujar pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, kepada Kompas.com, Rabu (1/11/2017).
Menurut Hendri, AHY beruntung sebab politik silaturahim itu bisa terjalin dan terlaksana karena nama besar ayahnya, yakni presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat.
"Politik silaturahim yang dilaksanakan AHY berjalan karena ada nama besar SBY. Jadi belum atas kemampuan AHY sendiri," katanya.
(Baca: Gerindra: Pertemuan AHY dan Prabowo Bahas Kerja Sama Politik ke Depan)
Jika bukan karena nama besar SBY, kata Hendri, mantan calon gubernur DKI Jakarta itu akan sulit melakukan politik silaturahim ke berbagai tokoh dan kalangan di berbagai wilayah di dalam negeri.
Alasannya, kata Hendri, pertama AHY masih punya citra terlalu elite, jauh dari kesan sederhana, dan kedua, AHY tidak punya jaringan akar rumput yang tulus dan loyal.
"Jadi pertama dia harus menunjukkan jati diri sebagai AHY, anak Indonesia, bukan citra sebagai anak presiden," katanya.
(Baca: Apa Sinyal di Balik Pertemuan Jokowi-SBY dan JK-AHY?)
"Kedua, wajar kalau AHY grassroot-nya enggak kuat. Kan dia anak baru di politik, tapi dia harus bergerak bikin jaringan akar rumput," tambahnya.
Hendri pun meyakini, langkah politik silaturahim ini AHY itu tak lain hanya untuk mengenalkan diri kepada khalayak luas dan belum sampai ke arah Pemilu 2019.
"Ini ancang-ancang untuk target jangka pendek, diterima sebagai tokoh nasional oleh tokoh nasional lainnya. Jadi memperkenalkan diri, minimal bisa diajak terlibat kalau ada pertemuan skala nasional," katanya.
Terbaru, Rabu (31/10/2019) malam, AHY bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Pertemuan tersebut disebut merupakan pertemuan lanjutan dari malam silaturahim AHY dengan sejumlah tokoh sebelumnya.
Tokoh-tokoh itu antara lain Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.