Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Dubes Myanmar, Wiranto Bahas Terorisme di Rakhine

Kompas.com - 30/10/2017, 12:25 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto bertemu Duta Besar Myanmar untuk Indonesia, Ei Ei Khin Aye, di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2017).

Dalam pertemuan tersebut, keduanya membicarakan isu kemanusiaan yang dialami oleh etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

"Hari ini, tadi Dubes Myanmar membicarakan banyak hal mengenai itu. Masalah pengungsian di Bangladesh yang sarat dengan problem kemanusiaan, kemudian juga bagaimana memisahkan antara masalah-masalah yang menyangkut pengungsian, masalah agama dan masalah politik," ujar Wiranto saat ditemui usai pertemuan.

Wiranto mengatakan, secara resmi pemerintah telah memberikan sejumlah solusi atas persoalan tersebut, salah satunya terkait terorisme.

Ia menekankan, pentingnya upaya Pemerintah Myanmar untuk mencegah kepentingan kelompok terorisme memasuki persoalan Etnis Rohingya.

"Tadi juga kami masuk dalam suatu wilayah pembicaraan di mana jangan sampai masalah-masalah di Myanmar itu dimasuki oleh kepentingan-kepentingan terorisme. Itu yang penting," ucap Wiranto.

Mohammad Amin (66), seorang petani dari Desa Aung Sit Pyin, Myanmar, berpose di kamp pengungsian Balukhali, Banglades, 8 September 2017. PBB (UNHCR) mengatakan, jumlah warga etnis minoritas Rohingya di Rakhine, Myanmar, yang telah melarikan diri ke Banglades telah mencapai 313.000 orang.AFP PHOTO / EMRUL KAMAL Mohammad Amin (66), seorang petani dari Desa Aung Sit Pyin, Myanmar, berpose di kamp pengungsian Balukhali, Banglades, 8 September 2017. PBB (UNHCR) mengatakan, jumlah warga etnis minoritas Rohingya di Rakhine, Myanmar, yang telah melarikan diri ke Banglades telah mencapai 313.000 orang.

"Indonesia pun pada saat memberikan kekuasaan NGO nya atau LSM membantu ke sana, kita juga tentu memberikan suatu filter ya jangan sampai membantu ke sana justru mencampuri urusan dalam negeri, jangan sampai. Tetapi betul-betul membantu untuk urusan kemanusiaan itu yang penting," kata Wiranto.

Selain itu, lanjut Wiranto, pemerintah tetap berkomitmen memberikan bantuan kepada Myanmar secara langsung.

"Semangat kita semangat solidaritas ASEAN ini bagaimana kita bisa mengambil bagian untuk memberikan solusi, membantu meringankan masalah-masalah yang ada di Myanmar dan kita tahu bahwa atas petunjuk Presiden langsung maka Bu Menlu Retno Marsudi telah melakukan banyak langkah secara langsung," kata Wiranto.

Kepala BNPT Suhardi AliusKompas.com / Dani Prabowo Kepala BNPT Suhardi Alius
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengakui bahwa konflik yang terjadi antara Pemerintah Myanmar dengan etnis Rohingnya di Rakhine State, Myanmar, bisa menjadi daya tarik kelompok terorisme.

"Rohingnya bisa jadi magnet untuk para anggota kelompok terorisme datang ke sana," kata Suhardi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/9/2017).

Bahkan kata dia, dikhawatirkan dampaknya bisa sampai ke Indonesia, jika benar kelompok terorisme tersebut ikut terlibat dalam pusaran konflik Myanmar-Rohingnya.

"Diharapkan itu tidak terjadi. Karena, penanganan dan solusi untuk menyelesaikan konflik yang dilakukan Pemerintah Indonesia sangat bagus sekali," kata dia. 

Kekerasan terhadap warga Rohingya oleh militer Myanmar kembali terjadi pada Agustus 2017.

Hal tersebut menimbulkan kecaman dari berbagai negara, khususnya negara-negara di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia.

Aksi solidaritas digalang oleh berbagai elemen masyarakat. Mulai dari unjuk rasa di depan Kedubes Myanmar di Jakarta hingga penggalangan dana.

Akibatnya, ribuan minoritas Rohingya tanpa kewarganegaraan itu meninggalkan Myanmar.

Mereka memenuhi wilayah perbatasan kedua negara sejak pertempuran terbaru itu meletus. 

Kompas TV Yang terpenting bagi para pengungsi adalah sampai ke Banglades dengan selamat.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com