Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buya Syafii: Bangsa Ini Besar, Jangan sampai Ada Ideologi Impor

Kompas.com - 28/10/2017, 12:04 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tokoh Muhammadiyah Buya Syafii Maarif mengatakan, momen peringatan Hari Sumpah Pemuda harus dijadikan sebagai pengingat bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar.

Dengan maraknya ideologi asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat hendaknya tidak melupakan identitas budaya bangsa yang beragam. Sebab, tidak dipungkiri banyak ideologi asing tersebut yang mengancam kebhinekaan.

"Bangsa ini besar, jangan sampai ada ideologi impor. Jangan sampai meninggalkan identitas kita sebagai bangsa yang besar. Bangsa ini besar, jangan sampai ada ideologi impor," ujar Syafii dalam sebuah diskusi bertajuk 'Satu Dalam Bhinneka, Satu Dalam Sumpah Pemuda, Satu Indonesia,' di SMA Kolese Gonzaga, Jakarta Selatan, Sabtu (28/10/2017).

Syafii mengatakan, Indonesia adalah bangsa yang plural. Berbagai suku dan agama tumbuh di tengah masyarakat.

Baca juga : Peringatan Hari Sumpah Pemuda Jadi Momentum Melawan Penjajahan Anak dan Remaja

Di sisi lain, ada kelompok-kelompok yang berupaya merusak kebhinekaan untuk kepentingan politik praktis.

"Ada kelompok yang merusak bangsa yang bhinneka untuk politik praktis.

Ada ideologi yang sudah bangkrut, tetapi masih mau dibeli. Ada (kelompok) garis keras dan segala macam," ucapnya.

"Itu menurut saya mulai merusak pilar kebhinekaan kita. Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetap satu juga," kata Syafii.

Baca juga : Ikrar Sumpah Pemuda dari Sembilan Lokasi

Menurut Syafii, lemahnya pilar kebangsaan dari ancaman ideologi asing juga terjadi karena identitas kedaerahan saat ini mulai ditinggalkan.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu pun mengungkapkan kritiknya terhadap generasi mudah yang lupa dengan identitas kedaerahannya.

"Bahasa daerah jangan sampai mati, anak muda Jawa sudah enggak bisa bahasa Jawa. Padahal itu sangat kaya. Saya akan menangis kalau bahasa daerah mati semua," kata Buya.

Kompas TV 28 Oktober kita akan memperingati Hari Sumpah Pemuda. Nah bagaimana era generasi milenial memaknai peringatan Hari Sumpah Pemuda?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com