JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan, potensi kerugian karena peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung di Bali mencapai Rp 2 triliun.
Kepala Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kerugian tersebut karena beberapa sektor perekonomian yang berhenti beraktivitas.
Ia mengatakan, potensi kerugian karena berhentinya sektor pariwisata sekitar Rp 264 miliar.
Baca: BNPB: Erupsi Gunung Agung Bisa Jadi Potensi Wisata
Sementara itu, sektor perbankan yang juga terganggu menyumbang potensi kerugian paling besar yakni sekitar Rp 1,05 triliun.
Sedangkan potensi kerugian karena para pengungsi kehilangan pekerjaan diperkirakan sekitar Rp 204,5 miliar.
Selain itu, ada pula kerugian yang disebabkan terabaikannya lahan pertanian, peternakan, dan kerajinan diperkirakan sekitar Rp 100 miliar.
"Lalu berhentinya aktivitas pertambangan, pembangunan di Karangasem, dan kerugian lainnnya sekitar Rp 200 hingga Rp 500 miliar," katat Sutopo.