JAKARTA, KOMPAS.com - Capaian kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dianggap masih jauh dari harapan rakyat.
Sekretaris Bidang Ekuintek DPP PKS Handi Risza Idris mengatakan, kinerja pemerintahan saat ini tidak sesuai dengan janji Jokowi pada tahun pertama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan.
"Perekonomian di bawah ekspektasi publik. Di awal pemerintahan, Jokowi janjikan meroket, malah dalam tiga tahun ini justru menurun. Tidak berjalan dengan baik," ujar Handi dalam diskusi di kantor DPP PKS, Jakarta, Selasa (24/10/2017).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tiga tahun terakhir dianggap cenderung stagnan.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai enam persen. Pada tahun pertama, pertumbuhannya sebesar 5 persen.
Baca: 3 Tahun Pemerintahan Jokowi, SBY Minta Kerukunan Indonesia Dijaga
Tahun berikutnya, pertumbuhan ekonomi turun menjadi 4,9 persen. Handi memprediksi, untuk tahun 2017 pertumbuhannya tidak jauh dari angka lima persen.
Pertumbuhan ekonomi didominasi pengaruh konsumsi masyarakat ketimbang faktor lainnya.
"Kalau kita lihat sektor penyumbang pertumbuhan itu sektor padat modal. Sementara sektor seperti pertanian, perikanan, tidak signifikan," kata Handi.
Handi juga mengkritisi tindakan pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan.
Baca juga : 3 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, Kedaulatan Pangan Belum Maksimal
Seiring masifnya pembangunan infrastruktur, angka kemiskinan justru makin besar. Pada Februari 2017, BPS mencatat angka pengangguran sebesar 5,3 persen atau sekitar tujuh juta orang.
"Kita buka mata, ada yang keliru soal ekonomi ini. Tiga tahun ini tidak ada sesuatu yang banyak dilakukan untuk menanggulangi masalah perekonomian," kata Handi.
"Kita berharap dua tahun ke depan ada perbaikan. Kami harap pemerintah lebih care pada kesulitan ekonomi masyarakat," lanjut dia.