Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan-jangan Densus Tipikor Dibentuk untuk Menggantikan KPK"

Kompas.com - 21/10/2017, 13:57 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Indinesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho mengaku curiga dengan tujuan pembentukan Detasemen Khusus Tindak Pidana Korupsi oleh Polri. Dalam wacana yang berkembang, fungsinya kurang lebih mirip dengan apa yang selama ini dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia khawatir pembentukan unit tersebut akan menjadi saingan KPK, bahkan upaya untuk menggeser eksistensi KPK.

"Densus Tipikor pencegahan, penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan, ini mirip KPK. Jangan jangan pembentukan Densus untuk menggantikan KPK," ujar Emerson dalam diskusi bertajuk "Perlukah Densus Tipikor?" di Jakarta, Sabtu (21/10/2017).

Apalagi muncul dukungan dari DPR, terutama panitia khusus hak angket dan Ketua DPR RI, Setya Novanto, yang pernah ditetapkan tersangka oleh KPK. Emerson menilai wacana tersebut masih perlu dikaji ulang. Menurut dia, sampai saat ini belum tergambar konsep yang jelas dalam pembentukannya. Apalagi belum ada kajian akademik yang komperhensif yang bisa dikritisi publik.

"Jangan sampai pembentukan Densus menyelesaikan masalah, tambah masalah," kata Emerson.

Baca juga: Margarito: Densus Tipikor Akan Lebih Galak dari KPK

Alih-alih membentuk unit baru, Emerson menyarankan agar pemerintah memperkuat fungsi penanganan kasus korupsi yang sudah ada. Misalnya, dengan menambah tunjangan operasional atau gaji penyidik. Oleh karena iti, perlu dilakukan evaluasi masing-masing instansi penegak hukum untuk mencari tahu permasalahan yang menyebabkan penanganan korupsi kurang optimal.

"Jangan menuntut kinerja tinggi, tapi tunjangan operasional tidak didukung. Maka perkuat institusi yang ada, ditambah gajinya, ditambah tunjangan operasionalnya," kata Emerson.

Kompas TV Pro kontra muncul setelah Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengusulkan dibentuknya tim Densus Tipikor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com