KOMPAS.com - Penyanyi Indonesia, Agnez Monica, menuai pujian dari majalah mode kenamaan dunia. Itu tidak lain karena gaya busana Agnez dalam klip video "Long as I Get Paid".
Kompas.com mengulas penampilan Agnez dengan busananya yang agung itu dalam topik "Jernih Melihat Dunia" untuk menggambarkan betapa Indonesia kaya akan budaya.
Topik ini juga memuat sejumlah artikel yang mengajak pembaca untuk melihat harapan, menghargai perbedaan, dan menjernihkan pandangan. Berikut rangkuman artikel-artikel dalam tema "Jernih Melihat Dunia" pada pertengahan Oktober 2017.
Agnez Mo dipuji "Vouge"
Majalah mode Vogue kembali memuji penampilan Agnez Monica. Kali ini pujian itu ditujukan pada gaya Agnez pada klip video terbarunya, "Long as I Get Paid".
Dalam vdieo klip terbarunya Agnez menggabungkan budaya tradisional Indonesia dengan gaya modern. Ia memadukan bustier dan jubah batik glamor rancangan Anne Avantie dengan kacamata, belati, dan lainnya.
Busana yang dikenakan Agnez merupakan rancangan perancang kenamaan Indonesia, Anne Avantie.
"Meskipun, seperti banyak (artis) di (jalur musik) pop, dia (Agnez) menerjemahkan gayanya ke dalam garis pakaian tanpa nama, dan sering melangkah keluar dari landasan pacu yang menarik perhatian, gaya Mo bukan tanpa substansi," tulis Vogue.
Baca selengkapnya dalam artikel berikut:
- Penampilan Agnez Mo di Long as I Get Paid Dapat Pengakuan Vogue
- Fakta di Balik Penampilan Agnez Mo dalam Video Klip Terbaru
- Cerita Agnez Mo Soal Ide di Balik Konsep Video Long as I Get Paid
Arti penting Pancasila
Bagi Amelia Achmad Yani (67), bulan September merupakan bulan yang akan selalu mengingatkannya pada peristiwa kelam bagi dirinya, keluarganya, dan bangsa Indonesia.
Amelia merupakan anak ketiga dari delapan putri dan putra almarhum Jenderal Achmad Yani dan almarhumah Yayu Rulia Sutowiryo. Peristiwa Gerakan 30 September 1965 telah merenggut Achmad Yani sebagai Pahlawan Revolusi.
Di Hotel Novotel Sarajevo Bristol, 3 Oktober 2017, Kompas.com mewawancarai langsung Amelia, yang kini bertugas sebagai Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Bosnia dan Herzegovina.
Dalam wawancara itu, Amelia mengatakan bahwa setelah peristiwa G30S/PKI tersebut, ia pindah ke Dusun Bawuk, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 1988).
"Enggak ada listrik. Ibu saya menangis waktu itu," kata dia.