JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menyindir sejumlah partai politik yang hanya ramai menjelang pemilihan kepala daerah atau pemilihan umum. Ia meminta para kader PDI-P untuk tetap aktif berjuang untuk wong cilik, ada atau tidak ada kontestasi pemilu.
Hal ini disampaikan Hasto saat memberi arahan pada acara "Konsolidasi Organisasi Internal Partai" di Graha Intan Balarea, Garut, Jawa Barat, Selasa (10/10/2017).
"Berpartai harus memikirkan kesejahteraan rakyat. Partai jangan ramai saat menjelang pilkada saja. Partai harusnya berjuang membangun peradaban," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Selasa malam.
"Sekolah partai, kaderisasi kepemimpinan partai dan sekolah para calon kepala daerah adalah jalan politik membangun peradaban yang menjadi ciri PDI Perjuangan," tambah Hasto.
(Baca: Hasto: Ridwan Kamil Tidak Mau Daftar Cagub ke PDI-P)
Hasto menekankan pentingnya menggunakan politik sebagai alat perjuangan. Berpolitik tidak selalu berarti kekuasaan karena politik juga terkait kebudayaan dan bagaimana memastikan bekerjanya ekonomi gotong royong di tengah rakyat.
"Politik juga soal kebudayaan, soal disiplin, soal tertib untuk tidak membuang sampah di selokan atau sungai. Politik merupakan keseluruhan hal tentang kehidupan dan penghidupan rakyat jelata," kata Hasto.
Warga PDI Perjuangan, lanjut Hasto, mewarisi semangat nasionalisme yang telah dibangun oleh Bung Karno untuk bangsa ini. Dengan rekam sejarah yang panjang itu, maka semangat kepartaian berjuang untuk rakyat tidak seharusnya melemah.
"Jangan pernah menyakiti rakyat kecil. Mereka harus menjadi dasar kebijakan politik partai", kata Hasto.