Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Gunung Agung Berstatus Awas, Ini Data WNA Keluar-Masuk Bali

Kompas.com - 07/10/2017, 15:07 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 470.156 wisatawan mancanegara meninggalkan Bali pasca-penetapan status awas Gunung Agung di Karangasem, Bali beberapa waktu lalu.

Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Agung Sampurno, melalui keterangan tertulis, Sabtu (7/10/2017).

"Data tersebut adalah data perlintasan sejak 5 September-5 Oktober 2017," kata Agung.

Selama tanggal tersebut, kata Agung, total data perlintasan orang asing melalui Bandara Ngurah Rai, Bali tercatat sekitar 923.542 orang, yang masuk dan keluar Bali.

"Data perlintasan orang masuk sebanyak 453.386 orang," kata Agung.

(Baca juga: BPS Prediksi Kondisi Gunung Agung Tak Signifikan Turunkan Jumlah Turis)

Menurut Agung, umumnya para WNA tersebut berasal dari China, Australia, Jepang, India, Jerman, India, Perancis, Amerika, Korea Selatan, dan Malaysia.

"Keberadaan orang asing tersebut perlu diketahui untuk memberikan data akurat kepada perwakilan masing-masing negara yang ada di Indonesia, pemerintah daerah, dan instansi terkait lainnya," ujar dia.

Sementara itu, berdasarkan data pada 5 Oktober 2017), total orang asing yang tinggal dan menetap di Bali sebanyak 20.239 orang.

WNA tersebut terdiri dari pemegang izin tinggal kunjungan (ITK) sebanyak 7.718 orang, pemegang izin tinggal terbatas (ITAS) 10.105 orang, dan pemegang izin tinggal tetap sebanyak 2.416 orang.

"Para WNA tersebut terdaftar di beberapa Kantor Imigrasi di Bali yaitu Kanim Ngurah Rai, Denpasar, dan Singaraja," kata dia.

Menurut Agung, 10 besar negara asal WNA yang tinggal dan menetap tersebut adalah Australia, Perancis, Jepang, Amerika, Belanda, Jerman, Rusia, China, Inggris, dan Italia.

"Keberadaan para WNA tersebut tersebar di banyak tempat dan tujuan wisata, perusahaan, pusat bisnis dan tempat lainnya di Bali," tutur dia.

Kompas TV Sebelumnya, total gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal per hari, maksimal 350 kali gempa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com