Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Agak Mimpi Indonesia Punya Pemimpin Konsen Infrastruktur..."

Kompas.com - 06/10/2017, 18:04 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis dari Rumah Gerakan 98, Sulaiman Haikal mengajak publik mendukung presiden yang konsen terhadap pembangunan infrastruktur.

Hal tersebut disampaikan Sulaiman dalam diskusi di Warung Komando, di Jalan Dr Saharjo Nomor 1, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (6/10/2017), yang mengangkat tema "Evaluasi 3 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK".

Pemimpin yang layak didukung pada Pilpres 2019 mendatang menurut dia adalah Joko Widodo. Jokowi dianggap sebagai sosok yang konsen terhadap pembangunan infrastruktur.

"Saya harapkan masyarakat Indonesia, ayo dukung presiden yang bener-benar kerja memenuhi infrasturktur. Karena apa, ini agak mimpi kita punya pemimpin yang konsen terhadap infrastruktur," kata Sulaiman.

Membangun infrastruktur menurut dia merupakan kebutuhan riil masyarakat Indonesia. Selama ini, lanjut dia, Indonesia mengalami ketertinggalan.

(Baca: Elektabilitas Prabowo Jauh di Bawah Jokowi, Demokrat Lihat Ada Peluang untuk Agus)

Namun, Jokowi menurut dia dengan kondisi keuangan negara yang terbatas tetap berupaya untuk menggenjot pembangunan infrastruktur.

Ia tak yakin jika pemimpin lain akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Jokowi saat ini.

"Bayangkan, pemimpin lain belum tentu akan konsen dengan infrastruktur, bisa jadi dia lebih berkompromi kepada kekuatan-kekuatan politik, misalkan dengan membiayai ormas, atau bagi-bagi kepada parpol, dan sebagainya," ujar Sulaiman.

"Atau dia (pemimpin lain) memberi sogokan ke rakyat melalui subsidi yang memanjakan. Tujuannya untuk melanggengkan kekuasaan. Supaya masyarakat kelas menengah tidak bergejolak," tambah dia.

Dia mengatakan, anggaran infrastruktur terus naik. Tahun 2014 yakni Rp 204 triliun. Kemudian di 2016 menjadi Rp 315 triliun. Tahun ini diproyeksikan menjadi Rp 387 triliun.

Dampak pembangunan infrastruktur yang terkait konektivitas misalnya, membuat mobilitas warga meningkat signifikan.

"Pada 2014 penyeberangan hanya 60,2 juta jiwa, 2016 menjadi 66,2 juta jiwa. Lalu angkutan kereta api di 2014, 277 juta jiwa, 2016 (menjadi) 352 juta jiwa. Angkutan udara 164 juta jiwa 2014, menjadi 189 juta jiwa di 2016," ujar dia.

Sulaiman menyebut sederet prestasi Jokowi dalam pembangunan infrastruktur lainnya misalnya memperbaiki sarana dan prasarana di perbatasan Indonesia dan negara lain.

Ia juga memaparkan sejumlah kemajuan yang dicapai mantan Gubernur DKI Jakarta itu, misalnya menyamaratakan harga BBM di Papua, pemerataan proyek, angka kemiskinan dan pengangguran yang diklaim turun, pemenuhan atas pangan, pemenuhan perumahan, dan lainnya.

Kompas TV Anggota Komando Distrik Militer Banjarmasin bersama warga, bergotong royong membangun jalan dan jembatan di desa kawasan Sungai Gampa, Banjarmasin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal 'Amicus Curiae' Megawati, Ganjar: Momentum agar MK Tak Buat April Mop

Soal "Amicus Curiae" Megawati, Ganjar: Momentum agar MK Tak Buat April Mop

Nasional
Ke Teuku Umar, Ganjar Jelaskan Alasannya Baru Silaturahmi dengan Megawati

Ke Teuku Umar, Ganjar Jelaskan Alasannya Baru Silaturahmi dengan Megawati

Nasional
Ganjar Tak Persoalkan Kehadiran Mardiono di Acara Halal Bihalal Golkar

Ganjar Tak Persoalkan Kehadiran Mardiono di Acara Halal Bihalal Golkar

Nasional
KPK Akan Ladeni Argumen Eks Karutan yang Singgung Kemenangan Praperadilan Eddy Hiariej

KPK Akan Ladeni Argumen Eks Karutan yang Singgung Kemenangan Praperadilan Eddy Hiariej

Nasional
Menlu Retno Beri Penjelasan soal Tekanan agar Indonesia Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menlu Retno Beri Penjelasan soal Tekanan agar Indonesia Normalisasi Hubungan dengan Israel

Nasional
'One Way', 'Contraflow', dan Ganjil Genap di Tol Trans Jawa Sudah Ditiadakan

"One Way", "Contraflow", dan Ganjil Genap di Tol Trans Jawa Sudah Ditiadakan

Nasional
Kakorlantas Minta Maaf jika Ada Antrean dan Keterlambatan Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024

Kakorlantas Minta Maaf jika Ada Antrean dan Keterlambatan Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024

Nasional
KPK Sebut Tak Wajar Lonjakan Nilai LHKPN Bupati Manggarai Jadi Rp 29 Miliar dalam Setahun

KPK Sebut Tak Wajar Lonjakan Nilai LHKPN Bupati Manggarai Jadi Rp 29 Miliar dalam Setahun

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, KPU Bawa Bukti Tambahan Formulir Kejadian Khusus Se-Indonesia

Serahkan Kesimpulan ke MK, KPU Bawa Bukti Tambahan Formulir Kejadian Khusus Se-Indonesia

Nasional
Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

Nasional
PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

Nasional
Hasto Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Bukan untuk Intervensi MK

Hasto Sebut "Amicus Curiae" Megawati Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

Nasional
Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com