JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla santai menanggapi kegaduhan yang muncul menjelang tahun politik yakni Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu Serentak 2019.
Menurut dia, Indonesia sudah beberapa kali mengalami pesta demokrasi. Kegaduhan memasuki tahun politik merupakan hal biasa.
"Ini kan rutinitas, tahun politik itu kan tiap tahun ada. Cuma yang agak hangat saat mendekati pemilu. Itu biasa saja," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (4/10/2017).
"Kita sudah alami berkali-kali, setidaknya pemilihan langsung sudah empat kali (2004, 2009, 2014, dan 2019). Ini keempat kalinya ini kan. Biasa saja," lanjut dia.
Baca: Jokowi Tunjuk Lawan Politiknya Sengaja Ciptakan Isu Daya Beli Menurun
Menurut Kalla, kegaduhan-kegaduhan yang terjadi tak akan mengganggu kerja pemerintah dalam menjalankan program-programnya.
"Tidak semua kan. Pemerintah kan tidak boleh berpolitik dalam artian PNS. Jadi tetap bekerja. Semua jalan. Proyek-proyek kan jalan juga," kata dia.
"Bahwa yang gaduh itu beberapa bagian. Tapi tidak akan mengganggu seluruh sistem," ujar Kalla.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta seluruh jajara Kabinet Kerja untuk tidak membuat gaduh di kalangan masyarakat menjelang tahun politik.
"Semua harus memberikan ketenangan, kesejukan, semuanya harus menyemangati," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia juga meminta jajaran pemerintahannya fokus dalam bekerja sekaligus terus memberikan semangat kepada masyarakat.
Presiden mengatakan, jika masih ada jajarannya yang justru membuat politik gaduh tetap terjadi, ia akan bersikap tegas.
Dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin (2/10) Presiden secara tegas menyatakan hal itu di hadapan para menteri dan pejabat setingkat menteri yang hadir.
"Saya kira arahan kemarin jelas sekali, sudah jelas. Enggak perlu saya jelaskan lagi, sudah terang benderang jelas seperti itu. Memberikan kesejukan, memberikan ketenangan, memberikan semangat, dan terus bekerja," katanya.
Ia tidak ingin ada jajarannya yang melakukan hal-hal yang menimbulkan kegaduhan dan kontroversi.
Presiden juga mengingatkan bahwa masyarakat terus mengharapkan kerja keras pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Rakyat pun disebutnya juga butuh ketenangan.