JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla yakin dinamika yang terjadi di Partai Golkar saat ini tidak sampai membuat partai berlambang pohon beringin tersebut pecah (dualisme).
"Saya kira enggak. Itu cuma berbeda pendapat kok, tapi tidak pecah," ujar Kalla di sela peninjauan venue Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Selasa (3/10/2017).
Kalla mengibaratkan kelompok-kelompok di Partai Golkar yang berbeda pendapat itu sebagai suami istri. Pertengkaran dalam rumah tangga adalah hal yang wajar, namun tidak sampai menyebabkan perceraian.
"Misal anda suami, kadang kan berbeda pendapat dengan istri. Tapi tidak sampai bercerai kan? Ya sama," ujar Kalla.
(Baca: Menang Praperadilan, Setya Novanto Tetap Dicekal ke Luar Negeri hingga 6 Bulan ke Depan)
Saat ditanya mengenai status hukum Ketua Umum Setya Novanto yang lolos dari jerat hukum perkara korupsi e-KTP, Kalla juga enggan berkomentar.
"Hahaha, itu tanya ke KPK saja," ujar Kalla.
Setelah Ketum Golkar Setya Novanto terjerat kasus hukum sebagai tersangka dugaan korupsi proyek e-KTP oleh KPK, muncul suara di internal agar digelar rapat pleno. Rapat pleno diarahkan agar Novanto menunjuk pelaksana tugas sebagai ketua umum partai sementara Setya sendiri fokus menjalani proses hukum.
Namun, Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham memastikan, rapat pleno penonaktifan Novanto tidak akan terjadi. Sekalipun ada rapat pleno, hanya membahas mengenai elektabilitas Golkar yang dinilai menurun.
Idrus juga memastikan, rapat pleno tersebut sendiri akan dipimpin langsung oleh Novanto. Tentunya menunggu kondisi kesehatan pria yang pernah dinobatkan sebagai pria tertampan se-Surabaya tahun 1975 itu dalam keadaan sehat.