Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Golkar, Haruskah Setya Novanto Mundur?

Kompas.com - 30/09/2017, 12:59 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas menilai, kasus hukum yang menjerat ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dan sejumlah kadernya yang menjabat di pemerintahan daerah telah memberi dampak negatif pada partai berlambang pohon beringin tersebut.

Karena persoalan hukum, menurut Sirojudin, masyarakat menjadi tidak percaya sehingga ada penurunan elektabilitas bagi Partai Golkar.

"Ketika image (buruk) terkena pada pimpinan pusat sampai daerah, problem defisit kredibility menjadi lebih menyeluruh dan berefek langsung kepada Golkar, bukan hanya pada tokoh-tokohnya, tapi juga partai secara menyeluruh," kata Sirojudin dalam diskusi bertajuk "Golkar Pasca Putusan Praperadilan" yang digelar di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/9/2017).

Menurut dia, masuknya Golkar dalam lingkaran partai pendukung pemerintah sempat memperbaiki elektabilitas itu. Namun kepercayaan publik kembali merosot karena proses hukum yang menjerat Setya.

Ia pun menyarankan Partai Golkar melakukan pembenahan guna memulihkan elektabilitasnya yang kian merosot.

"Perlu langkah politik yang tepat untuk memulihkan kredibilitas itu, karena jika Partai Golkar tidak bisa putuskan keterkaitan sumber defisit kredibilitas, maka akan selamanya terbebani. Tanpa pemulihan sistemik sulit bagi Golkar memperbaiki kredibilitas," kata dia.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Andi Sinulingga mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan dua rekomendasi yang diambil berdasarkan suara-suara para kader, termasuk di daerah.

Adapun dua rekomendasi itu meminta kesediaan ketua Umum Setya Novanto untuk nonaktif dan menunjuk pelaksana tugas atau Plt ketua umum.

"Itu kan berawal dari kegelisahan banyak pengurus di daerah. Tingkat pengetahuan publik atas kasus e-ktp sangat tinggi," kata dia.

Ia mengatakan, hasil kajian diketahui bahwa hampir 80 persen publik tahu mengenai kasus korupsi e-ktp. Bahkan sebagian besar publik tahu siapa saja aktor-aktor utama pada kasus tersebut.

Sebelumnya, Andi menyampaikan bahwa rekomendasi itu akan disampaikan kepada Setya melalui Ketua Harian DPP Golkar Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal DPP Golkar Idrus Marham.

"Rapat memutuskan, meminta ketua Harian Nurdin Halid dan Sekjen Idrus Marham untuk menyampaikannya langsung ke Pak SN," ungkap Andi saat dihubungi Rabu (27/9/2017).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com