Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang Asrini Widjanarko
Kurator seni

Kurator seni, esais isu-isu sosial budaya, aktivis, dan seorang guru. Kontak: asriniwidjanarko@gmail.com

G30S/PKI, Karya Seni Propaganda, dan Tantangan Para Milenial

Kompas.com - 29/09/2017, 22:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

KARYA seni, entah bentuknya berupa lukisan, puisi atau sebuah pementasan opera, ratusan tahun lalu terikat konsep ars imitatur naturam. Adalah upaya manusia untuk mengekspresikan tentang kehidupan dan alam.

Apapun yang disediakan secara natural direfleksikan lugas oleh pikiran-pikiran manusia. Para sarjana tempo dulu menyebutnya sebagai mimesis.

Manusia tak berhenti di sana, karya seni demikian kompleks dimaknai kehadirannya di kemudian hari.

Fenomena sosial-budaya, apalagi kelahiran sains modern membuat seni makin rumit pun majemuk sekaligus sebenarnya makin indah. Sebab, manusia dituntut menggunakan nalar dan intuisinya lebih progresif memaknai arti keindahan dalam seni. 

Ada begitu melimpah sumber-sumber kultural yang beragam dari realitas hidup yang membantu memperkaya pemahaman tentang seni.

Sampai kondisi psikis manusianya sendiri yang paling abstrak dan komunitas masyarakatnya mampu digunakan sebagai instrumen menafsirkan atau memproduksi karya seni.

Baca juga: Jokowi Nonton Bareng Film G30S/PKI di Bogor

Karya seni tidak lagi meniru hidup apa adanya, apalagi hanya menawarkan pilihan tegas: hitam atau putih saja, yang tepat atau yang tidak tepat saja. Namun ia adalah hasil “maha kompleks” pengalaman-pengalaman manusia.

Konsep mimesis gugur, hadirlah teori dan pendekatan keilmuan lain yang lebih elok menafsirkan seni serta membuka daya jelajah estetiknya.

Karya seni pada abad modern memprovokasi orang berpikir makin tajam, kadang membangun logika saling bertentangan, menguak jurang terdalam eksistensial kedirian manusia sampai menimbang berbagai hal, yang kemudian menggugatnya kembali.

Sebaliknya, karya seni masih bisa kita temukan jenisnya yang menyentuh manusia di batin terdalamnya. Membuat orang-orang menangis terharu, memeluk memori individualnya yang terselimuti narasi-narasi kedamaian. Seni menjadi semacam energi spiritualitas yang memayungi jiwa manusia.

Atau yang paling kontekstual saat ini, pada bulan September, karya seni konon mampu meledakkan ketakutan kolektif dari ideologi yang dianggap mengerikan, di sebuah film bertujuan politik dengan hasil akhir: ketundukan atau pemakluman.

Dari sana, sebuah film propaganda rezim Orde Baru yang menghebohkan jika ditayangkan ulang menarik untuk diulas. Jika dikatakan karya seni ini berhasil, memang telah berhasil menciptakan ketakutan-ketakutan di masa lalu, di era 80-an dengan jutaan pemirsa terhipnotis.

Tapi benarkah kengerian-kengerian itu masih berlangsung sampai hari ini? Belum tentu.


Generasi millenial
 

Bagi generasi millenial, kutipan dari Picasso, seniman dunia dengan pernyataannya yang terkenal ini pastilah ditimbang, yakni art is the lie that enables us to realize the truth.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Nasional
Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Nasional
Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com