JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga saat ini, ada 62.000 jiwa penduduk yang berada dalam kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Agung, di Karangasem, Bali.
Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB, Jakarta, Senin (26/9/2017).
"Di radius berbahaya ada kurang lebih 62.000 jiwa penduduk. Itu perkiraan karena sulit menghitung jumlah jiwa penduduk," kata Sutopo.
Ribuan ekor hewan ternak penduduk yang berada dalam radius berbahaya juga terkena dampak awan panas Gunung Agung dan material erupsi lainnya.
"Ribuan ternak. Tipikal masyarakat Indonesia ada hubungan emosional dengan ternaknya dan itu harus diperhatikan," ujar Sutopo.
Baca juga: Pengungsi Gunung Agung Butuh Sikat Gigi dan Pakaian Dalam
Persoalan hewan tersebut, kata Sutopo, bisa menjadi masalah jika berkaca dari kasus letusan Gunung Merapi di Jawa Tengah beberapa tahun yang lalu.
Oleh karena itu, butuh kendaraan untuk memindahkan hewan-hewan ternak itu. Hingga saat ini, 2.000 hewan ternak telah dievakuasi.
"Ketika di Merapi ratusan orang meninggal karena sapinya tidak dievakuasi," ujar dia.
Bahkan, kata Sutopo, Pura Besakih yang jaraknya hanya 6 kilometer Gunung Agung pun otomatis masuk dalam kawasan rawan bencana.
"Objek wisata Pura Besakih jaraknya hanya 6 km dari puncak kawah," ujar Sutopo.
Sutopo mengeluhkan, sampai saat ini puluhan ribu orang warga enggan mengungsi. Alasannya, larena belum merasa khawatir dengan letusan Gung Agung, hewan ternak takut tidak terus, sampai masalah kepercayaan penduduk setempat.
"Masyarakat enggan mengungsi karena gunung belum meletus, terus menyangkut siapa yang akan kasih makan hewan ternaknya, siapa yang menjaga lahannya, dan kepercayaan masyarakat setempat," kata dia.
Sutopo juga menambahkan, data terakhir yang BNPB, jumlah pengungsi mencapai 48.540 jiwa yang tersebar di 301 titik pengungsian yang berada di 9 kabupaten/kota se-Bali.
"Data bisa bertambah, karena kami akan selesaikan pendataan. Siang dan malam berbeda. Siang masyarakat pulang, malam mereka kembali ke pengungsian," kata dia.