Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras Pesimistis Jaksa Agung Punya Komitmen Selesaikan Kasus HAM Masa Lalu

Kompas.com - 20/09/2017, 15:48 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelesaian kasus pelanggaran berat hak asasi manusia (HAM) 1998 hingga hari ini tak kunjung tuntas.

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai, salah satu penyebab mandeknya penuntasan kasus pelanggaran HAM masa lalu karena Jaksa Agung terus menolak melakukan penyidikan atas hasil penyelidikan Komnas HAM terhadap peristiwa Semanggi I.

Koordinator Kontras Yati Andriyani mengatakan, pihaknya pesimistis Jaksa Agung HM Prasetyo memiliki komitmen untuk menyelesaikan kasus pelanggaran berat HAM itu.

"Sejauh ini, kami tidak melihat yang bersangkutan punya komitmen kuat untuk menyelesaikan masalah ini. Bahkan lebih parah dibandingkan jaksa agung-jaksa agung sebelumnya," kata Yati, seusai diskusi, di Jakarta, Rabu (20/9/2017).

Baca: Aksi Kamisan ke-503, Asa untuk Tumbuh dan Berlipat Ganda...

Menurut Yati, jaksa agung-jaksa agung sebelumnya masih membuka ruang komunikasi kepada para penuntut keadilan, dan menerima masukan-masukan.

Namun, tidak demikian dengan Prasetyo.

"Di masa Prasetyo, untuk menerima para korban, itikad mencari jalan keluar itu tidak ada," kata Yati.

Ia khawatir, Prasetyo tidak bisa melepaskan diri dari kepentingan-kepentingan politik para pejabat atau partai politik.

"Makanya, kami minta adanya audit Kejaksaan Agung," ujar Yati.

Baca: Berita Foto dan Video: Aksi Kamisan Ke-500, Masih Menagih Janji Jokowi

Audit terhadap Kejaksaan Agung, kata dia, nisa dilakukan oleh Komisi Kejaksaan yang memang bertugas melakukan pengawasan atau monitoring kerja-kerja kejaksaan.

Akan tetapi, Yati berharap monitoring yang dilakukan tak hanya untuk hal-hal yang bersifat pekerjaan teknis prosedural.

"Tetapi, substansi dari kerja-kerja Kejaksaan Agung," kata dia.

Selain meminta Komisi Kejaksaan untuk mengaudit Kejaksaan Agung, Kontras juga meminta dukungan politik dari Komisi III DPR untuk memaksa Jaksa Agung memulai penyidikan tragedi Semanggi I.

"Sebagai mitra, harusnya Komisi III juga meminta pertanggungjawaban Kejagung dalam hal penyelesaian pelanggaran HAM berat," kata dia.

"Menurut saya, kalau Komisi Kejaksaan, Presiden, DPR itu aktif menggunakan haknya, mandatnya, mungkin bisa membantu mendorong upaya penyelesaian ini. Tapi hari ini kami melihat, Jaksa Agung menolak, Presidennya diam, lembaga negara terkait juga terkesan tidak mau tahu dengan persoalan ini," ujar Yati.

Kompas TV Komnas HAM Tolak PERPPU Ormas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com