Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Gerindra Nilai Jokowi Harusnya Datang Langsung Bantu Rohingya

Kompas.com - 18/09/2017, 18:48 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan, pernyataan Prabowo soal bantuan untuk pengungsi Rohingya bukan bermaksud menyerang Presiden Joko Widodo.

Hal itu disampaikan Riza menanggapi pernyataan Prabowo dalam Aksi Bela Rohingya di Jakarta pada Sabtu (16/9/2017). Saat itu, Prabowo mengatakan bantuan pemerintah untuk Rohingya hanya pencitraan.

Riza menyatakan, Prabowo bermaksud mengingatkan Presiden Jokowi untuk menunjukkan kebesaran Indonesia. Caranya, yakni memimpin langsung pengiriman bantuan ke sejumlah lokasi pengungsi Rohingya, salah satunya di Banglades.

"Jokowi datang ke Rohingya, jangan kirim Menlu (Menteri Luar Negeri Retno Marsudi). Lain. Jangan kirim Wapres ke OKI (Organisasi Konferensi Islam), beda. Harus Presiden," kata Riza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/9/2017).

(Baca juga: Bantah Prabowo, Istana Tegaskan Bantuan untuk Rohingya Bukan Pencitraan)

Ia lantas membandingkan Jokowi dengan Presiden kedua RI Suharto. Menurut Riza, Suharto lebih berani ketimbang Jokowi dalam menghadapi situas seperti ini.

Riza mengatakan, saat terjadi pembantaian di Bosnia, Suharto datang langsung ke negara pecahan Yugoslavia itu. Sedangkan, Jokowi justru tidak datang ke Myanmar.

Ia meyakini kebesaran Indonesia akan lebih terlihat jika Jokowi datang langsung.

"Pak Harto aja berani ke medan perang loh, kalau ke Myanmar tuh bukan medan perang itu, bukan pertempuran itu, itu pembasmian, datang. Itu yang dimaksud Prabowo," ucap Riza.

Prabowo sebelumnya menganggap bantuan kemanusiaan yang diberikan Indonesia untuk pengungsi Rohingya di Rakhine State, Myanmar adalah bentuk pencitraan Presiden Joko Widodo.

"Kalaupun kita sekarang kirim bantuan, menurut saya itu pencitraan. Kirim bantuan pun tak sampai kadang-kadang. Jadi saudara-saudara di sini saya harus kasih tahu supaya tidak emosional," kata Prabowo di Bundaran Patung Kuda, Jakarta, Sabtu (16/9/2017).

(Baca juga: Prabowo Sebut Bantuan ke Rohingya Kadang Tak Sampai, Benarkah?)

Padahal, menurut Prabowo, langkah yang bisa dilakukan Pemerintah Indonesia untuk membantu Rohingya adalah dengan menjadikan Indonesia sebagai negara yang disegani di dunia.

"Percaya sama saya, kalau kita kuat, kaum Rohingya kita bantu, kita beresin. Kita harus kuat untuk bantu orang lemah, tidak bisa lemah bantu lemah, miskin bantu miskin," ucap dia.

Adapun, saat ini sebanyak 54 ton bantuan Indonesia untuk pengungsi Rohingya sudah tiba di Banglades dan dijadwalkan sudah didistribusi hari ini.

Bantuan kemanusiaan itu terdiri dari makanan siap saji, paket sembako, family kit, tangki air, tenda untuk pengungsi, pakaian anak serta selimut.

Bantuan itu diberangkatkan usai Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berkomunikasi dengan Pemerintah Banglades dan Pemerintah Myanmar mengenai bantuan yang paling dibutuhkan pengungsi.

Bantuan ini bukanlah yang terakhir. Pemerintah terus menghimpun bantuan kemanusiaan untuk didistribusikan untuk ratusan ribu pengungsi Rohingya. 

Kompas TV Selain itu, tambahan bantuan berupa 9,7 ton makanan juga telah tiba di Aceh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com