JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi pengepungan kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia yang berlangsung sejak Minggu (17/9/2017) hingga Senin (18/9/2017) dini hari berakhir dengan kerusuhan.
Sejumlah massa yang mengepung kantor YLBHI melempari lebih dari 100 orang di dalam kantor YLBHI dengan batu dan gelas. Suasana mencekam pun terjadi di dalam kantor YLBHI.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, peserta diskusi di dalam gedung YLBHI, terutama perempuan, mulai berteriak histeris karena ketakutan. Ada juga perempuan yang pingsan.
Adapun peserta diskusi yang laki-laki kemudian bergerak dan melakukan pengamanan.
(Baca juga: Rusuh, Massa Demonstran Lempari Kantor YLBHI dengan Batu)
Massa di dalam kantor YLBHI, terutama laki-laki, mulai bergerak membuat barikade dari kursi agar massa yang mengepung di luar tidak bisa masuk ke dalam.
Mereka juga berusaha menenangkan rekan-rekannya, terutama saat lemparan batu mulai melayang masuk ke dalam kantor YLBHI.
Saat ini, petugas kepolisian yang berjaga di luar berusaha membubarkan massa demonstrasi di luar kantor YLBHI. Polisi juga berusaha mengevakuasi peserta diskusi di dalam kantor YLBHI.
Pengepungan di kantor YLBHI sendiri bermula saat massa demonstrasi mendengar isu bahwa YLBHI menggelar diskusi tentang Partai Komunis Indonesia.
Sementara itu, Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur menuturkan bahwa pihaknya memang menyelenggarakan acara diskusi dan pagelaran seni sejak sore tadi.
Namun, diskusi dan pagelaran seni itu membahas soal darurat demokrasi. Dia pun membantah bahwa diskusi dan pagelaran seni itu mengangkat soal PKI.
Diskusi tersebut, kata Isnur, juga mengundang seniman, budayawan dan akdemisi.
"Hari ini ada penampilan seni dari seniman dan budayawan. Mengangkat isu darurat demokrasi," kata Isnur.
"Seringkali kami dituduh fasilitasi acara PKI, itu sama sekali enggak benar," ujarnya.