Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB: Salah Besar Bantuan untuk Rohingya Dibilang Pencitraan

Kompas.com - 17/09/2017, 13:04 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan bahwa bantuan pemerintah RI untuk kaum Rohingya bukan lah sebuah pencitraan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sejauh ini sudah ada 6 sorti pesawat Hercules TNI Angkatan Udara yang mengirimkan bantuan untuk warga Rohingya yang mengungsi di Banglades.

Bantuan berikutnya masih akan menyusul. Sutopo mengklaim, masyarakat Rohingya di Bangladesh menyambut syukur dan terima kasih atas bantuan Pemerintah Indonesia.

"Salah besar jika bantuan kemanusiaan Pemerintah Indonesia untuk Rohingya di Banglades dikatakan pencitraan. Bantuan ini sangat diperlukan," kata Sutopo lewat akun Twitternya, @Sutopo_BNPB, Sabtu (16/8/2017).

 

Baca: Bantah Prabowo, Istana Tegaskan Bantuan untuk Rohingya Bukan Pencitraan

Sutopo pun meminta pihak-pihak yang mengkritik bantuan Indonesia sebagai pencitraan untuk datang langsung ke lapangan.

"Datanglah ke Cox's Basar lihat pengungsi Rohingya. Mereka tulus berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang membantu. Bukan pencitraan," ucap Sutopo.

Saat dikonfirmasi Kompas.com lewat sambungan telepon, Sutopo mengaku membuat tulisan di media sosial tersebut untuk menyampaikan fakta dan edukasi kepada masyarakat.

Menurut Sutopo, pihak BNPB yang terlibat langsung paham betul kondisi lapangan dan suasana batiniah bantuan kemanusiaan dari Pemerintah Indonesia untuk pengungsi Rohingya di Banglades. Tujuan mengirimkan bantuan adalah panggilan kemanusiaan.

Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kata dia, sudah selayaknya mengirimkan bantuan untuk sesama yang sedang menderita.

"Jadi tidak ada kaitan dengan pencitraan. Masyarakat dunia mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang cepat memberikan bantuan kemanusiaan. Semua bersinergi membantu pengiriman tersebut," ucap Sutopo.

Prabowo Subianto sebelumnya menganggap bantuan kemanusiaan yang diberikan Indonesia untuk warga etnis Rohingya di Rakhine State, Myanmar adalah bentuk pencitraan Presiden Joko Widodo.

"Kalaupun kita sekarang kirim bantuan menurut saya itu pencitraan. Kirim bantuan pun tak sampai kadang-kadang. Jadi saudara-saudara di sini saya harus kasih tahu supaya tidak emosional," kata Prabowo di Bundaran Patung Kuda, Jakarta, Sabtu (16/9/2017).

Baca: Prabowo Sebut Bantuan ke Rohingya Kadang Tak Sampai, Benarkah?

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Armanatha Natsir mengakui saat ini bantuan belum sampai langsung ke warga Rohingya di kamp pengungsian.

Menurut dia, barang sebenarnya sudah sampai di Bandara Chittagong dan sudah diserahterimakan ke Pemerintah Banglades. Selanjutnya barang bantuan kemanusiaan akan di distribusikan ke kamp pengungsi oleh UNHCR dan IOM.

"Mereka yang memiliki kapasitas di lapangan dan mengetahui wilayah-wilayah pengungsi yang membutuhan bantuan kemanusian dan jenis jenis," kata Armanatha saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (17/9/2017).

"Ada proses, pesawat Hercules dan barang hanya bisa mendarat di Citagong dan utk membawa ke Cox Bazar dan daerah sekitarnya perlu waktu untuk di proses," tambahnya.

Kompas TV Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menghadiri aksi bela Rohingya yang digelar Partai Keadilan Sejahtera.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggota Dewas Akui Dilaporkan Wakil Ketua KPK karena Koordinasi dengan PPTK

Anggota Dewas Akui Dilaporkan Wakil Ketua KPK karena Koordinasi dengan PPTK

Nasional
Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Nasional
Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Nasional
Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Nasional
Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Nasional
Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Nasional
Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Nasional
Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Nasional
Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Nasional
Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Nasional
Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Nasional
Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Nasional
1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

Nasional
Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com