Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud Sebut Perbatasan Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Rawan Penyelundupan Narkoba

Kompas.com - 14/09/2017, 15:30 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyoroti penyalahgunaan obat bertuliskan Paracetamol Cafein Carisoprodol (PCC) yang beredar di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Obat yang diduga sebagai bentuk baru narkoba itu dikonsumsi oleh anak-anak hingga menimbulkan korban jiwa.

"Memang penyelundupan narkoba di beberapa wilayah perbatasan dan sekitarnya itu sangat intensif," ujar Muhadjir saat ditemui di Kompleks Gedung Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Medeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (14/9/2017).

Muhadjir menyebutkan, Provinsi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, sebagian Pulau Sulawesi dan Maluku Utara merupakan beberapa daerah yang rawan penyelundupan narkoba.

"Daerah-daerah itu yang patut diwaspadai," ujar Muhadjir.

Ia mengaku sudah berkomunikasi dengan beberapa kepala daerah itu.

Muhadjir juga sudah menyampaikan fenomena itu kepada kepolisian dan TNI. Namun, berdasarkan penjelasan mereka, memang sulit memberantasnya.

"Karena penyelundupan obat terlarang ini melalui jalan tikus di perbatasan-perbatasan. Sudah kerja keras, tapi karena saking banyaknya jalan tikus yang bentangannya sekian ratus kilometer itu memang sangat merepotkan," ujar Muhadjir.

Ia meminta kepala daerah serta unsur kepolisian dan TNI setempat untuk memperketat wilayah perbatasan agar narkoba tidak masuk dan merasuki masyarakat, khususnya anak-anak.

Diberitakan, Badan Narkotika Nasional (BNN) membenarkan informasi soal penyalahgunaan obat bertuliskan PCC yang beredar di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Beredarnya obat itu menyebabkan 1 orang tewas dan puluhan orang dirawat.

"Dengan ini disampaikan bahwa informasi tersebut benar," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BNN Kombes Sulistriandriatmoko melalui keterangan tertulis, Rabu.

Saat ini, temuan itu sedang dalam pantauan BNN RI, BNN Provinsi Sulawesi Tenggara dan BNN Kota Kendari.

Koordinasi juga dilakukan oleh Balai Laboratorium Narkotika BNN dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pusat dan setempat.

"Untuk memeriksa kandungan obat bertuliskan PCC tersebut," ujar Sulistriandriatmoko.

Pihak BNN Kendari mencatat sudah ada 35 orang yang dirawat di beberapa Rumah Sakit dalam kota Kendari, dan diperkirakan akan ada lagi korban yang mendatangi rumah sakit.

Satu orang di antaranya, yakni siswa sekolah dasar telah meninggal dunia.

Kompas TV Badan Narkotika Nasional, Kamis (14/9) siang ini memusnahkan barang bukti narkotika jenis sabu sejumlah 40 kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com