Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KCM dan Masa Suram “Dotcom Bubbles” di Indonesia 2002

Kompas.com - 14/09/2017, 09:08 WIB
Heru Margianto

Penulis

 

Namun, prahara dotcom kala itu belumlah dianggap sebagai kiamat. Masih ada sebersit optimisme dari para pelaku media cetak untuk  mempertahankan bahkan memunculkan versi online mereka.

Umumnya, media online yang bertahan adalah mereka yang memiliki “mothership” –nya. KCM terus dipertahankan meski roda bisnis terasa berat berputar.

Optimisme bisnis yang mengiringi kelahiran KCM di tahun 1998 tidak terwujud. Perusahaan terus merugi sepanjang tahun.

Meski belum memiliki prospek bisnis, sejumlah media cetak masih mempertahankan situs mereka seperti suarapembaruan.com, mediaIndonesia.com, dan bisnis.com.

Republika.co.id juga bertahan bahkan memperbaiki penampilannya pada 2003. Barangkali, satu-satunya media online tanpa “mothership” yang masih bertahan kala itu hanya detik.com.

Kenapa bisnis dotcom rontok?

Perusahaan yang bergerak di bidang ini memerlukan biaya yang  sangat besar untuk menjalankan bisnisnya, namun penghasilan dari layanan online yang baru mulai tumbuh itu relatif kecil.

Oleh karena itu, break event point-nya atau kembali modalnya akan memakan waktu lama. Bahkan yang terjadi adalah penggerogotan modal (cash burning) (Kompas, Sekitar 80 Persen Perusahaan "Dotcom" Terancam Bangkrut, 2000).

Layanan non berita yang disajikan portal-portal berita di Indonesia ternyata tidak mendapat sambutan berarti. Segala fasilitas yang disediakan mulai dari e-mail gratis, robot penunjuk direktori (search engine),  fasilitas   perbincangan  (chat),  serta  kinerja  Internet lainnya,  ternyata  tidak  mampu  untuk  mengangkat pendapatan mereka selama ini.

Para   pengguna   Internet   tetap   saja   menggunakan   Hotmail sebagai fasilitas e-mail mereka. Tetap saja menggunakan  Yahoo! sebagai direktori pencari, dan tetap saja menggunakan  Internet Relay Chat (IRC)  untuk bergosip atau  berbincang  sesama  kawan  dan lawan.

Artinya, pengeluaran akan menjadi  lebih  besar untuk menunjang dan memelihara fasilitas gratis yang disediakan oleh situs-situs portal, belum lagi termasuk fasilitas seperti SMS atau pengiriman faks gratis (Kompas , Awal Sebuah Kematian?, 2000).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com