Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Peristiwa 911 dan Ancaman Teror di Indonesia

Kompas.com - 13/09/2017, 08:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

BELAKANGAN ini beredar berita tentang sejumlah pangkalan Angkatan Udara yang akan dialihfungsikan menjadi bandara sipil.  Perkembangan ini sebenarnya bukanlah hal yang aneh. Begitulah trend pengelolaan penerbangan sipil komersial.

Perkembangan atau pertumbuhan transportasi udara sejak 10-15 tahun terakhir tidak pernah berada dalam sebuah format perencanaan strategis yang mengantisipasi laju kenaikannya tahun demi tahun.  

Yang terjadi adalah “hanyut” dalam menikmati pertumbuhan penumpang dan barang yang berarti naiknya pendapatan secara finansial pada satu sektor pendapatan saja.  

Gejala kenaikan sebenarnya sangat mudah terlihat dan tidak terjadi tiba-tiba. Sayangnya, kenaikan itu hanya disikapi dengan, harusnya kita bersukur bahwa naiknya jumlah penumpang setiap tahun yang menyebabkan airport penuh sesak adalah sebagai kesuksesan dari pertumbuhan ekonomi”. 

Maka bersyukurlah kita semua.

Padahal, indikator kenaikan penumpang secara gradual seharusnya dibaca sebagai peluang untuk mengembangkan sistem transportasi udara yang lebih baik.

Artinya, indikator itu seharusnya dijadikan momentum untuk mengembangkan infrastruktur dan sumer data manusia yang pada saatnya kelak akan mendatangkan keuntungan yang lebih baik.

Kuncinya adalah, sekali lagi, perencanaan strategis termasuk di dalamnya menyangkut soal mengantisipasi peluang yang berkembang.

Dengan sedih hati, karena tidak pernah dilakukan, maka yang terjadi adalah penanggulangan yang kelihatan tambal sulam dan terkesan “tabrak sana-sini”.

Itulah yang terjadi saat penerbangan sipil di Halim Perdanakusuma pindah ke Soekarno-Hatta lalu pindah lagi ke Halim, kemudian merambah ke mana lagi yang panting dapat ruang udara. Tujuannya hanya satu, mengejar keuntungan finansial belaka.

Sebuah tindakan yang “kurang-sabar”.  Sebuah jurus potong kompas yang seolah selalu menjadi panduan kerja yang diunggulkan.

Pelajaran dari PTDI

Pelajaran berharga sebenarnya mudah sekali dipetik dari proses pengembangan PTDI yang tadinya IPTN di Pangkalan Udara Husein Sastranegara Bandung.

Terminal internasional baru di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat. Dok. Angkasa Pura II Terminal internasional baru di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.
Dalam satu irama yang disusun untuk mengejar “target”, entah apa ujudnya, IPTN dikembangkan dengan sangat cepat. Banyak bangunan dan lahan  serta perkantoran Angkatan Udara yang sudah berusia puluhan tahun dibongkar sedemikian rupa untuk acara mengejar target.  

Untuk diketahui bersama, Pangkalan Udara Husein Sastranegara dulu bernama Andir. Bengkel pemeliharaan pesawat terbang di Andir adalah yang terbesar di  Asia Tenggara jauh sebelum Indonesia Merdeka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com