JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ribuan desa di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara mengalami krisis air.
Setidaknya, terdapat sekitar 105 kabupaten/kota, 715 kecamatan, dan 2.726 kelurahan/desa yang mengalami kekeringan di Jawa dan Nusa Tenggara.
"Meskipun musim kemarau normal pada periode 2017 ini, namun telah memberikan menyebabkan kekeringan dan krisis air di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara," ujar Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, melalui keterangan tertulis, Jumat (8/9/2017).
Akibat krisis air tersebut, menurut Sutopo, sekitar 3,9 juta jiwa masyarakat terkena dampak dan segera memerlukan bantuan air bersih.
Kekeringan juga berdampak pada 56.334 hektar lahan pertanian dan 18.516 hektar lahan gagal panen.
Sutopo mengatakan, sebagian besar daerah-daerah yang dilanda kekeringan adalah daerah-daerah yang pada tahun-tahun sebelumnya juga mengalami kekeringan.
Masih tingginya kerusakan lingkungan dan daerah aliran sungai menyebabkan sumber air mengering.
Pasokan air di sungai menyusut drastis selama musim kemarau.
Di sisi lain, kebutuhan air terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan minum dan memasak. Sedangkan untuk mandi dan cuci warga harus memanfaatkan sumber-sumber mata air dari sungai atau embung-embung.
"Upaya yang dilakukan untuk jangka pendek adalah bantuan dropping air bersih melalui tangki air. BPBD Bersama SKPD, relawan dan dunia usaha telah menyalurkan jutaan liter air bersih kepada masyarakat. Beberapa daerah dijadual untuk pengiriman bantuan air bersih karena keterbatasan mobil tangki air," kata Sutopo.
Sutopo menjelaskan, upaya mengatasi kekeringan sudah dilakukan setiap tahun, tetapi belum cukup.
Pembangunan sumur bor, pembangunan perpipaan, pemanenan hujan, pembangunan embung, bendung dan waduk masih terus dilakukan ke depan.
Diperkirakan, kekeringan masih akan berlangsung hingga akhir Oktober 2017 mendatang.
BMKG telah merilis bahwa sebagian besar Pulau Jawa saat ini sedang mengalami puncak musim kemarau, dan akan masuk awal musim hujan pada Oktober-November 2017.
Sebaran wilayah
Berdasarkan sebaran wilayahnya, kekeringan di Jawa Tengah melanda 1.254 desa yang tersebar di 275 kecamatan dan 30 kabupaten/kota.