JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, harus ada tekanan politik secara global terhadap Pemerintah Myanmar untuk mengakhiri konflik yang terjadi di Rakhine State terhadap kelompok Rohingya.
Menurut dia, tekanan politik dari dunia internasional penting agar Myanmar bersedia menerima warga Rohingya sebagai bagian dari warga negaranya.
"Harus ada aksi konkret yang nyata. Apa itu? Political pressure perlu didorong. Di samping tetap memberikan bantuan kesehatan, pendidikan, soft diplomasi dan lainnya," ujar Dahnil, di Jakarta, Selasa (5/9/2017).
"Perlu ada solidaritas global untuk menekan Myanmar. Membuka diri menerima dengan lapang hati etnis Rohingya. Itu solusi jangka panjang yang sangat tepat bagi Myanmtar," kata dia.
Baca: Rencana Demo untuk Rohingya di Borobudur Dibatalkan
PBB dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) serta negara-negara ASEAN diharapkan melakukan upaya keras untuk menggalang solidaritas global bagi warga Rohingya.
"Solidaritas global harus dibangun bersana. Menekan Pemerintah Myanmar. Menerima Rohingya sebagai WN mereka. Ini harus ada peran global, PBB, ASEAN, dan OKI," ujar Dahnil.
Ia juga berpendapat, perlu ada solusi jangka panjang untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan terkait Rohingya.
Baca: Redam Krisis Rohingya, Pemerintah Indonesia Jadi Sorotan Internasional
Sebab, menurut Dahnil, langkah-langkah yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia saat ini belum cukup dan hanya menjadi solusi jangka pendek.
"Diplomasi penting dan harus dilakukan, bantuan kemanusiaan juga perlu dilakukan. Tapi rasanya itu tak cukup selesaikan masalah Rohingya dalam jangka panjang," kata Dahnil.