Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Curiga Kelompok yang Tolak Dedi Mulyadi Ditunggangi Kepentingan Tertentu

Kompas.com - 31/08/2017, 22:14 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham angkat bicara terkait adanya kelompok yang membuat petisi penolakan pencalonan Dedi Mulyadi menjadi Calon Gubernur Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Idrus mengakui ada beberapa orang mengatasnamakan kelompok ulama Purwakarta memberikan petisi penolakan itu ke kantor DPP Partai Golkar. 

"Memang ada beberapa ulama yang datang dan saya terima. Semua aspirasi kami terima tetapi aspirasi itu tidak serta merta kami ikuti. Kami melakukan kajian apa orang-orang yang datang itu benar-benar kyai atau perwakilan ulama," ujar Idrus saat ditemui di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (31/8/2017).

"Kalau memang betul kyai, apakah murni gerakannya dengan niat untuk kepentingan bangsa. Atau kami bertanya lagi apa benar-benar gerakan itu ada yang menggerakkan. Ada kepentingan lain," kata dia.

(Baca: Ada Petisi Penolakan, Dedi Mulyadi Tetap Direkomendasikan Golkar)

Menurut Idrus, memasuki tahun politik seperti saat ini, sulit untuk melihat apakah suatu gerakan itu bersifat obyektif atau subyektif.

Selain itu, kata Idrus, sulit pula untuk melihat apakah gerakan tersebut terjadi atas kepentingan bangsa atau ada keinginan politik di belakangnya. Dia menegaskan bahwa Partai Golkar akan mempelajari setiap aspirasi dan usulan yang ditujukan kepada DPP.

"Apabila sudah memasuki tahun politik, susah untuk melihat mana yang obyektif mana subyektif. Itu sudah susah. Dan mana yang bergerak atas nama kesadaran sendiri atau yang bergerak dengan keinginan politik atau disuruh orang," tutur Idrus.

 

(Baca: Kemana PAN Akan Merapat, Dedi Mulyadi atau Ridwan Kamil? )

"Kami akan pelajari apakah usulan itu disampaikan dengan penuh kesadaran sendiri atau punya hubungan politik yang tidak bagus dengan Dedi dulu. Karena ada kelompok yang cari-cari kesalahan dan momentum," ucap dia.

Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purwakarta KH John Dien menyatakan, pihaknya telah mengeluarkan maklumat larangan pernyataan kontroversial dan mengatasnamakan organisasi ulama untuk kepentingan pribadi.

Maklumat dengan nomor 13/07/MUI/VIII/2017 dikeluarkan setelah pihaknya mengetahui adanya sebuah "Petisi Ulama Purwakarta" yang dikeluarkan oleh Ittihaadul Ulama Purwakarta yang keberatan dengan pencalonan Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jabar.

Kompas TV Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyambut baik dukungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terhadap dirinya di Pilgub Jabar 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com